Senin 13 Oct 2014 22:18 WIB

Jokowi Apresiasi UCP dan Senyum Pelangi

Joko Widodo (kiri) bersama Bupati Banjar Sultan H Khairul Saleh (tengah) dan Sri Lestari, usai pertemuan UCP dan Senyum Pelangi di Kantor Gubernur DKI Jakarta, Senin (13/10).
Foto: Humas Pemkab Banjar
Joko Widodo (kiri) bersama Bupati Banjar Sultan H Khairul Saleh (tengah) dan Sri Lestari, usai pertemuan UCP dan Senyum Pelangi di Kantor Gubernur DKI Jakarta, Senin (13/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) mengapresiasi program kemanusiaan United Celebral Palsy (UCP) yang berkolaborasi dengan kegiatan 'Senyum Pelangi' Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. Progam itu merupakan kampanye kepedulian terhadap para penyandang difabilitas (orang berkebutuhan khusus).

"Kita akan terus mendorong penyandang difabilitas untuk berinovasi dan berkarya menuju kemandirian," kata Jokowi yang menerima rombongan UCP dan Senyum Pelangi di Kantor Gubernur DKI Jakarta, Senin (13/10).

Rombongan terdiri dari Direktur UCP Roda untuk Kemanusian Heny Praba Ningrum, Direktur UCP Amerika Serikat Michael, dan Bupati Banjar Sultan H Khairul Saleh. Ikut serta Sri Lestari, seorang penyandang difabel yang baru selesai melaksanakan aksi keliling Indonesia dengan sepeda motor khusus, menempuh jarak lebih kurang 3.200 kilometer.

Jokowi tampak serius mendengarkan laporan mengenai program-program kemanusiaan yang telah dilaksanakan, terutama dalam menginspirasi para penyandang difabilitas untuk tidak mudah menyerah dalam menjalani kehidupan. 

Dalam pertemuan tersebut Bupati Banjar Sultan H Khairul Saleh yang menyerahkan laporan kegiatan Senyum Pelangi kepada Jokowi. Ia menjelaskan, ada setidaknya 10 persen penduduk Indonesia atau sekitar 20 juta jiwa yang merupakan penyandang difabel dan harus mendapat perhatian pemerintah. 

Bupati Banjar juga menyampaikan telah mendata 1.400 penyandang difabilitas di Banjar. Ke depannya, mereka akan mendapat program Senyum Pelangi yang terbukti dapat meningkatkan kemandirian 

"Program ini lahir dari hasil kami blusukan ke berbagai desa. Setelah dihitung-hitung, ternyata penyandang difabel di daerah kami mencapai 1.400 orang. Karena itu, kami berpikir keras agar ini bisa ditangani secara serius, maka lahirlah program yang kami namakan 'Senyum Pelangi' ini," kata Khairul Saleh.

Para penyandang difabel di Banjar dibekali berbagai keterampilan. Seperti di bidang desain, mesin jahit, fotografi, dan perbengkelan serta berbagai bidang lainnya sesuai minat masing-masing. Sehingga mereka dapat menjalani kehidupannya dengan berkarya secara mandiri.

Jokowi sendiri mengaku kaget melihat angka penyandang difabilitas tersebut. Ia berjanji akan mengkonfirmasi data tersebut ke kementerian sosial. "Aksi-aksi sosial seperti ini harus terus didukung dan difasilitasi pemerintah," katanya. 

Pada kesempatan tersebut tokoh difabel Sri Lestari yang menjadi inspirator program Roda untuk Kemanusiaan, Sri Lestari's Inspirational Journey 2014 menyatakan para penyandang difabilitas harus didorong dan didukung untuk kuat dan tidak mudah menyerah. Sri Lestari membuktikan ketangguhannya.

Meski dengan keterbatasan fisik, ia mampu bersepeda motor yang didesain khusus mengelilingi kota di Indonesia. Ia melakukan untuk sosialisasi dan aksi sosial membangun komunikasi dengan pemerintah pusat dan daerah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement