Senin 13 Oct 2014 16:42 WIB

BMKG: Asap Riau Tak Masuk Singapura

 Sejumlah kendaraan melintasi jalan tol yang diselubungi kabut asap di Singapura,Kamis (20/6).   (AP/Joseph Nair)
Sejumlah kendaraan melintasi jalan tol yang diselubungi kabut asap di Singapura,Kamis (20/6). (AP/Joseph Nair)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Asap tebal yang bersumber dari Riau tidak masuk ke Singapura dan Malaysia, meski arah angin menuju ke dua negara tersebut, kata Kepala Sub Bidang Cuaca Ekstrem Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) M Fadli, di Jakarta.

"Angin yang membawa asap itu tidak kuat sehingga tidak memasuki Singapura dan Malaysia. Kalau masuk, pasti pemerintah ke dua negara protes lagi," katanya.

Selain angin tidak kuat, tambahnya, kebakaran hutan di beberapa kawasan di Riau juga tidak banyak.

Berdasarkan pantauan Satelit NOAA 18 jumlah titik api di Riau hanya tiga. Asap di Riau saat ini bukan hanya berasal dari wilayah tersebut, melainkan Sumatra Selatan.

"Jika ada asap tebal dan dibawa angin yang kuat, maka potensi masuk ke Kepulauan Riau, Singapura dan Malaysia sangat besar. Tapi syukurlah, hingga hari ini angin tidak kuat," katanya.

BMKG mencatat jumlah titik api di Sumatra Selatan mencapai 170. Asap tebal dari kebakaran hutan di Sumatra Selatan menyebar ke Jambi, Lampung, Riau, Sumatra Barat, Aceh dan Sumatra Utara."Wilayah yang paling parah kena imbasnya Jambi, karena dekat dengan sumber asap," ujarnya.

Fadli mengatakan jarak pandang akibat asap di Sumatra Selatan menjadi terganggu, terutama pada pagi hari. Jarak pandang di Sumatra Selatan pada pagi hari hanya 1000 meter, sedangkan siang hingga sore hari mendekati normal yakni 6-7 km.

Jarak pandang di Jambi juga terganggu hanya 1000-2000 meter pada pagi hari, namun pada siang hingga sore hari mendekati normal 10 km.

Sedangkan jarak pandang di Riau dan wilayah lainnya yang berjauhan dengan Sumatra Selatan pada pagi hari juga mengganggu penerbangan."Jarak pandang di Riau akibat asap pada pagi hari 3-4 km, sedangkan siang hingga sore hari ini normal," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement