Senin 13 Oct 2014 10:27 WIB

BMKG Prakirakan Musim Pancaroba Akhir Oktober

Rep: mursalin yasland/ Red: Winda Destiana Putri
BMKG
BMKG

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Branti, Lampung, memprakirakan musim panas akan mengalami pancaroba pada akhir Oktober mendatang.

Menjelang musim pancaroba beberapa wilayah di Lampung terjadi hujan ringan. Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Lampung, Sugiono, di Branti, Lampung Selatan, Senin (13/10), mengatakan saat ini kondisi cuaca di Lampung masih bersifat ekstrem dengan suhu panas tertinggi dan berlangsung hingga pertengahan Oktober nanti. Selain itu, angin kencang masih akan terjadi dan menyebabkan gelombang laut tinggi.

"Musim pancaroba akan terjadi diperkirakan akhir Oktober, tapi menjelang itu beberapa wilayah sudah turun hujan ringan," ujarnya.

Dalam musim kemarau ini, ia mengatakan suhu panas tertinggi di wilayah Lampung pernah terjadi mencapai 35,2 deraja celcius, suhu panas normal biasanya berkisar 31 hingga 33 derajat celcius. Selain itu, cuaca ekstrem ini juga menyebabkan kelembaban udara menyentuh angka 29 persen, sedangkan normalnya 50 persen.

BMKG Lampung juga memprediksi, angin kencang masih akan melanda kawasan di Lampung beberapa hari terakhir. Angin kencang akan berdampak pada gelombang laut di perairan Selat Sunda mencapai empat meter.

Sejumlah petani di Lampung, masih mengurungkan niatnya untuk mengolah lahan sawahnya, pada musim kemarau ini. Petani di Trimurjo, Kabupaten Lampung Tengah, masih membiarkan sawahnya yang kering terbengkalai. Padahal, biasanya pada bulan-bulan ini, sudah terjadi musim penghujan atau musim rendeng, petani sudah banyak yang mengolah sawahnya untuk menebar benih padi.

Menurut Wiryo, petani di Trimurjo, jadwal penanaman terpaksa bergeser dari jadwal biasanya. "Biasanya saat ini sudah musim hujan, jadi petani banyak yang mengolah tanah sawahnya untuk mempersiapkan penanaman bibit," katanya.

Hal sama terjadi pada petani di Kabupaten Pringsewu dan Pesawaran. Para petani di dua kabupaten bersebelahan ini, diperkirakan baru akan mengolah sawahnya pada November mendatang. Para petani di kabupaten tersebut membiarkan lahan sawahnya mengering dan dijadikan untuk mengembala sapi dan kambing.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement