Senin 13 Oct 2014 01:30 WIB
Bekasi di-Bully di Medsos

Wali Kota Bekasi tak Tersinggung dengan Ulah Netizen

Jalur mudik di Bekasi
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Jalur mudik di Bekasi

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi mengaku tidak tersinggung dengan ulah netizen yang mengolok-olok wilayah Bekasi di media sosial. Ia justru mengatakan hal tersebut akan menjadi bahan evaluasi untuk Pemerintah Kota Bekasi.

"Setiap komentar yang diarahkan pada Kota Bekasi kami telaah untuk kemudian disesuaikan dengan berbagai program kerja yang disusun," kata Rahmat, Ahad (12/10).

Komentar yang disuarakan para netizen melalui media sosial itu mayoritas berupa keluhan buruknya kualitas infrastruktur, semisal kemacetan, jalan rusak, cuaca panas, juga banjir. Berbeda dengan kritikan lainnya, komentar para netizen itu disampaikan dengan dibalut humor, meski tetap kritis.

"Saya sama sekali tidak tersinggung dengan komentar-komentar tersebut serta fenomena yang terjadi saat ini. Justru hal tersebut saya jadikan bahan evaluasi," katanya.

Ia menegaskan, Pemkot Bekasi bukan tidak berbuat apa pun untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang dihadapi Kota Bekasi. Akan tetapi kompleksnya permasalahan yang dihadapi membuat berbagai upaya yang dilakukan tidak memperlihatkan hasil kilat.

"Tentu hal ini menimbulkan kesulitan yang luar biasa untuk dipecahkan," katanya.

Rahmat mencontohkan permasalahan kemacetan yang kerap terjadi di sekitar pintu tol Bekasi Barat, pemerintah telah berupaya menyelesaikannya dengan membuka ramp tol Bekasi Barat III.

"Hanya saja jalan sisi Kalimalang yang merupakan akses lanjutan hingga kini belum rampung. Baru sekadar dari depan Metropolitan Mal hingga Sumber Arta. Selebihnya, yang sudah merupakan kawasan Jakarta, belum dilanjut," katanya.

Rahmat mengakui, kemampuan Pemkot Bekasi dalam memecahkan berbagai persoalan yang terjadi memang masih terbatas. Apalagi 38 persen anggaran belanja hingga kini masih tersedot untuk sektor pendidikan dan kesehatan.

"Namun kami dijanjikan hibah Rp100 miliar dari Pemprov DKI Jakarta untuk menyelesaikan berbagai persoalan di wilayah perbatasan. Itu cukup membantu," katanya.

Selain dari Pemprov DKI Jakarta, sebagai pintu gerbang Jawa Barat, Rahmat menilai sudah sewajarnya pula Pemprov Jabar memberikan kontribusi yang berarti bagi Kota Bekasi.

"Apalagi Kota Bekasi merupakan kontributor pajak bagi hasil terbesar di Jabar," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement