REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Presiden terpilih, Joko Widodo, diprediksi akan kesulitan menjalankan program – program. Sebabnya, koalisi merah putih (KMP) yang menguasai parlemen dipastikan akan menjegal program tersebut.
Pengamat Politik Universitas Paramadina Jakarta, Hendri Satrio, memaparkan yang paling mudah saja, setelah Jokowi dilantik, pasti akan mengajukan RAPBN perubahan.
“Misal, pada saat debat capres dulu Jokowi selalu mengiklankan dan mempromosikan kartu Indonesia sehat dan Indonesia pintar,” imbuhnya, saat dihubungi, Kamis (9/10).
RAPBN perubahan misalkan mengajukan itu. Bisa saja pengajuan itu ditololak DPR. Akhirnya Jokowi kembali menjalankan APBN yang sudah ditetapkan sebelumnya.
Belum lagi program lainnya. Jokowi dinilainya harus berhati – hati. Jangan sampai menggulirkan kebijakan yang tidak pro rakyat. Kebijakan yang dilematis harus disikapi dengan hati – hati. Jika salah menyikapi, maka akan menjadi bumerang yang ketika dilempar, akan kembali menyerang Jokowi.
Langkah yang harus ditempuh menurutnya adalah Jokowi dan KIH harus membuka diri. Jangan sampai merasa tinggi hanya karena memenangkan pemilu kemarin. Partai apapun menurutnya harus dirangkul. Saat ini, Jokowi dan KIH membutuhkan teman yang banyak.
Harus diingat, skor sementara KMP 5 sedangkan KIH 0. KMP sudah lima kali berhasil bermanuver politik dan membuat KIH gigit jari. Jika KIH tidak mengubah strategi politiknya maka akan habis.