Kamis 09 Oct 2014 17:37 WIB

Jokowi tak Perlu Terlibat Persaingan KIH-KMP

Pengamat politik UGM Arie Sudjito
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Pengamat politik UGM Arie Sudjito

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden terpilih Joko Widodo tidak perlu melibatkan diri dalam persaingan Koalisi Merah Putih (KMP) dan Koalisi Indonesia Hebat (KIH) di parlemen, melainkan cukup memperkuat bangunan koalisi bersama rakyat.

"Jokowi tidak harus terserap oleh manuver politik kedua koalisi yang sama-sama memiliki logika untuk berkuasa," kata pengamat politik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Arie Sudjito, Kamis (9/10).

Menurut dia, Jokowi perlu menghindari keterlibatan itu karena dia sesungguhnya bukan simbol partai, melainkan representasi dari kekuatan rakyat.

"Dia lahir menjadi presiden sebagai simbol kekuatan rakyat, bukan partai. Sehingga yang harus dilakukan justru memperkuat koalisi rakyat," kata dia.

Arie menilai apa yang telah dipertontonkan dua blok anggota legislatif di DPR maupun MPR baru-baru ini tidak memberikan pendidikan politik yang baik bagi masyarkat. Sebaliknya, justru mempertontonkan bentuk pendangkalan politik.

"Hanya saling memperkuat posisi masing-masing," kata dia.

Menurut Arie, apabila Jokowi terlibat dalam persaingan politik antara KMP dan KIH, maka dikhawatirkan memperburuk posisi Jokowi sebagai Presiden terpilih, yang baru akan dilantik pada 20 Oktober mendatang.

Dalam menghadapi konstelasi politik tersebut, menurut Arie, Jokowi saat ini justru hanya perlu membuktikan cara yang dia lakukan akan berbeda dan lebih cerdas dari pola yang digunakan pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Ia menyarankan Jokowi tetap konsisten tidak terpancing mengatasinya, dengan serta merta melakukan transaksi kursi kabinet.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement