Kamis 09 Oct 2014 10:55 WIB

Indonesia Akan Anugerahkan Bintang Adipurna Presiden Filipina

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (kiri) didampingi Menko Polhukam Djoko Suyanto (tengah) dan Menko Perekonomian Chairul Tanjung (kanan) memberikan pernyataan pers usai melakukan rapat kabinet terbatas tertutup di Bandara Internasional Halim Perdanakusumah
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (kiri) didampingi Menko Polhukam Djoko Suyanto (tengah) dan Menko Perekonomian Chairul Tanjung (kanan) memberikan pernyataan pers usai melakukan rapat kabinet terbatas tertutup di Bandara Internasional Halim Perdanakusumah

REPUBLIKA.CO.ID, TAMPAK SIRING, BALI -- Pemerintah Indonesia akan menganugerahkan Bintang Adipurna kepada Presiden Filipina Benigno Simeon Aquino III dan Perdana Menteri Timor Leste Kay Rala Xanana Gusmao.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dijadwalkan menyematkan Bintang Adipurna kepada kedua kepala pemerintahan negara sahabat itu sela-sela pelaksanaan Forum Demokrasi Bali (BDF) VII di Nusa Dua, Jumat (10/10).

Keterangan resmi Staf Khusus Presiden bidang Hubungan Internasional Teuku Faizasyah, Kamis, menyebutkan bahwa Bintang Adipurna, penghargaan tertinggi dari Pemerintah RI yang diberikan kepada warga negara asing, diberikan kepada kedua pemimpin itu atas jasa-jasa mereka dalam memperkokoh hubungan bilateral negaranya dengan Indonesia.

Selain menerima penghargaan tersebut, Presiden Benigno dan PM Xanana Gusmao juga akan menghadiri BDF VII yang berlangsung 10-11 Oktober.

Presiden Filipina Benigno Simeon Aquino III akan memimpin BDF VII bersama Presiden Yudhoyono.

"Kehadiran Presiden Filipina selaku co-chair BDF VII memiliki arti yang tersendiri, mengingat Filipina merupakan salah satu negara terawal di kawasan yang menerapkan sistem demokrasi, sehingga banyak hal yang kiranya dapat dipelajari bersama dari pengalaman Filipina tersebut," kata Faizasyah.

Selain PM Timor Leste, BDF VII juga akan dihadiri oleh Sultan Brunei Darussalam Sultan Hassanal Bolkiah.

BDF VII mengusung tema "Evolving Regional Democratic Architecture: The Challenges Of Political Development, Public Participation And Socio-Economic Progress In The 21st Century".

BDF, tambah dia, merupakan forum yang dirancang untuk saling bertukar pandangan dan pengalaman terbaik dalam upaya memajukan demokrasi di satu negara maupun kawasan.

BDF VII akan menjadi BDF terakhir yang dibuka oleh Presiden Yudhoyono mengingat pada 20 Oktober nanti ia akan menyelesaikan periode kedua jabatannya sebagai kepala negara.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement