REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koordinator Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) Boyamin Saiman menyarankan Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) Selektif memilih orang-orang yang ditugaskan untuk mengusus sektor migas. Mantan wali kota Solo itu diharapkan tak memilih wajah-wajah lama.
"Jokowi kan inginnya memberantas mafia migas, bagaimana bisa kalau dia ternyata mengangkat orang lama," ujar Boyamin melalui siaran persnya, Ahad (5/10).
Beberapa pekan terakhir, stakeholder migas Indonesia dikejutkan dengan ditunjuknya Ari Soemarno sebagai Ketua Kelompok Kerja Energi dan Anti Mafia Minyak dan Gas (Migas) oleh Tim Transisi Jokowi-JK. Ari Soemarno sendiri adalah mantan Dirut Pertamina sekaligus bekas Dirut PT Pertamina Energy Trading (Petral), anak perusahaan Pertamina yang bergerak dalam bidang ekspor dan impor minyak.
Ari Soemarno saat menjabat Dirut Pertamina pernah diperiksa KPK terkait kasus suap oleh Innospec. Ltd. dalam program penundaan penerapan bensin bebas timbul pada 2005 di mana pejabat pejabat Pertamina dan Dirjen Migas pada waktu itu terbukti menerima suap sebesar US$ 8 Juta. Ari juga pernah diperiksa Kejaksaan Agung terkait kasus Depo BBM Balaraja, Tangerang, yang mengakibatkan kerugian Rp 600 miliar.
Menurut Boyamin, Jokowi harus memilih orang yang tidak terlibat dugaan kasus korupsi terhadap orang yang akan ditugaskan mengurusi sektor migas. "Soal Jokowi ingin berantas mafia migas, kok ngangkat orang lama yang tersangkut paut kasus," ungkapnya.