REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Juru bicara DPP Partai Demokrat, Ruhut 'Poltak' Sitompul meminta Nurhayati Ali Assegaf dan Max Sopacua mundur sebagai kader Demokrat. Ruhut menganggap Nurhayati dan Max sebagai aktor dibalik aksi walkout Fraksi Demokrat dalam sidang paripurna pengesahan RUU Pilkada.
"Saya mohon Nurhayati dan Max mundur," kata Ruhut kepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Selasa (30/9).
Ruhut mengatakan walkout yang dilakukan Fraksi Demokrat telah mencoreng citra Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Publik menganggap SBY hanya berpura-pura mendukung pilkada langsung.
Ruhut menyatakan Demokrat tidak pernah dan tidak akan menjadi bagian dari koalisi Merah Putih. Ruhut mengatakan partainya berada di posisi netral sebagai penyeimbang pemerintahan. Saat ini Nurhayati Ali Assegaf menjabat sebagai Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR RI dan Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat. Sedangkan Max Sopacua menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Partai Demokrat.
Sebelumnya, Jum'at (26/9) dini hari, Fraksi Demokrat memutuskan meninggalkan (walkout) sidang paripurna pengambilan keputusan tingkat II pengesahan RUU Pilkada. Fraksi Demokrat beralasan 10 syarat mereka terhadap pilkada langsung tidak disepakati secara musyawarah mufakat oleh sembilan fraksi di DPR. Mereka juga beralasan tidak mau terlibat dalam proses pengambilan putusan yang sempat diwarnai kegaduhan.
Persoalannya walkout Demokrat tersebut justru dilakukan ketika Fraksi PDIP, Fraksi PKB, dan Fraksi Hanura bersedia mendukung opsi yang ditawarkan SBY tentang pilkada langsung dengan 10 syarat. Alhasil konstelasi politik partai-partai pendukung pilkada langsung dan tidak langsung berubah. Kepergian Demokrat membuat partai-partai pendukung pilkada langsung kalah suara saat voting.