REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sujud sukur politisi PAN, Amien Rais ketika fraksi Partai Demokrat /walk out/ dari Sidang Paripurna UU Pilkada menimbulkan kritik keras. Apa yang ia lakukan ketika itu dianggap sebagai 'sujud di atas kuburan'.
Direktur Eksekutif Pusaka Trisakti Fahmi Habsyi mengatakan, Amien berhak benci kepada Jokowi-JK, Megawati, PDIP dan parpol pengusung. Termaksud kecewa karena Hatta Rajasa tak jadi wapres. Namun jangan korbankan hak politik rakyat.
"Padahal 16 tahun lalu dia juga ikut sujud syukur ketika berhasil bersama seluruh para pejuang mengambil kembali hak-hak politik rakyat dari rezim otoriter," kata Fahmi, Senin (29/9).
Menurut dia, seorang koruptor sekalipun tidak akan euforia sujud syukur ketika berhasil menggondol uang rakyat yang merupakan hak rakyat, karena hati kecilnya pasti merasa berdosa. Ia dinilai salah jika gembira atas kekecewaan publik.
Fahmi mengaku, sebagai tokoh yang pernah berjuang bersama Amien di masa reformasi, sedih dengan sikap politikus senior PAN tersebut. Sebab, diktaktor negara manapun, kata dia, tak sampai hati menyombongkan setelah berhasil kebiri hak rakyat.
"Apa yang dilakukan Amien sama saja seperti sajak saya yang berjudul 'Sujud di atas Kuburan' Saya persembahkan sajak ini untuk rakyat yang tak percaya hak mereka dirampas dalam sidang paripurna, dan ada seseorang yang sujud sukur atas kondisi tersebut," ujar dia.