Sabtu 27 Sep 2014 14:53 WIB

Pengamat: SBY Jangan Bermain Dua Kaki

Rep: Muhammad Iqbal/ Red: Karta Raharja Ucu
Presiden SBY saat peresmian Museum Hakka di kawasan Anjungan Taman Budaya Tionghoa, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Sabtu (30/8).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Presiden SBY saat peresmian Museum Hakka di kawasan Anjungan Taman Budaya Tionghoa, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Sabtu (30/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden SBY mengaku berat meneken draf pengesahan RUU Pilkada menjadi undang-undang. Namun, pengamat politik Said Salahuddin menganggap sikap Presiden SBY sebagai kepura-puraan. Bahkan, ia menuding SBY tidak tegas.

"Menurut saya, Pak SBY ini gak usah pura-pura lah, gak usah bersandiwara, gak usah bermain cerita yang aneh-aneh di penghujung masa jabatannya," ujar Said kepada ROL usai menjadi pembicara dalam sebuah diskusi di Jakarta, Sabtu (27/9).

Menurut Said, langkah Fraksi Demokrat walk out ketika rapat paripurna saat pembahasan sedang berlangsung, tidak mungkin diambil tanpa persetujuan atau sekurang-kurangnya sepengetahuan SBY selaku Ketua Umum Partai Demokrat.

"Kalau memang SBY bersungguh-sungguh pilkada langsung, maka dengan berbagai cara dia akan mengatakan kalau opsi Demokrat berupa pilkada langsung dengan sepuluh perubahan tidak disetujui. Ya sudah kita ikut saja opsi PDIP, Hanura dan PKB. Clear gitu, itu sikap yang tegas. Itulah sikap pemimpin mestinya. Jangan bermain dua kaki begitu," kata Said.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement