REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Pengamat politik Universitas Airlangga Surabaya, Haryadi mengatakan sikap walkout Demokrat dalam paripurna RUU pilkada bukan menandakan Demokrat sebagai partai penyeimbang.
Hal tersebut dikarenakan jika Demokrat memutuskan sebagai partai penyeimbang maka acuan dasarnya yaitu demokrasi. Dan prinsip demokrasi Indonesia yaitu pilkada langsung.
Ia menjelaskan sebelum memutuskan walkout, Demokrat sudah mengetahui komposisi di paripurna sehingga keputusan mereka untuk walkout akan memenangkan koalisi merah putih. Dan ini bukan ciri dari partai penyeimbang.
"Partai penyeimbang harusnya mengatakan pada saat paripurna bahwa yang paling dekat dengan prinsip demokrasi Indonesia yaitu pilkada langsung. Derajat demokrasi mestinya menjadi lebih kuat," ujar Haryadi saat dihubungi Republika Jumat (26/9).
Ia menambahkan, sikap politik Demokrat ini justru menunjukan bahwa Demokrat merupakan partai yang tidak memiliki prinsip, serakah dan ambekan. Hal ini dikarenakan sikap walkout demokrat membuktikan bahwa proses komunikasi dan negoisiasi yang dilakukan Demokrat dengan partai koalisi PDIP tidak mampu dipenuhi oleh kubu PDIP sehingga Demokrat memutuskan untuk bersikap demikian.