Rabu 24 Sep 2014 13:37 WIB

Didukung Demokrat, Pilkada Langsung Belum Tentu Menang

Rep: c83/ Red: Bilal Ramadhan
Aktivis dari Koalisi Kawal RUU Pilkada melakukan unjuk rasa menolak RUU Pilkada tidak langsung di depan Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (16/9). (Republika/ Wihdan).
Foto: Republika/ Wihdan
Aktivis dari Koalisi Kawal RUU Pilkada melakukan unjuk rasa menolak RUU Pilkada tidak langsung di depan Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (16/9). (Republika/ Wihdan).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Direktur Eksekutif Indobarometer, Muhammad Qodari mengatakan keberadaan partai Demokrat yang memutuskan untuk mendukung Pilkada langsung tidak dapat menjadi menentu bahwa proses pemilihan kepala daerah secara langsung akan menang pada pengesahan RUU pilkada besok (24/9).

Hal tersebut dikarenakan dari 149 kursi Demokrat di DPR RI hanya 61 orang yang akan terpilih kembali menjadi anggota DPR RI. Hal ini akan membuat 88 orang kader yang tidak menjabat lagi tersebut akan membangkang dari keputusan Demokrat untuk mendukung pilkada langsung. Ditambah lagi, SBY yang tidak menjabat presiden kembali.

"Yang paling dramatis ya Demokrat. Pertama kursinya banyak tetapi 88 orang yang tidak terpilih lagi bisa menjadi bola liar," ujar Muhammad Qodari saat dihubungi Republika Rabu (24/9).

Ia menambahkan pernyataan SBY yang mendukung pilkada langsung pun belum menjadi jaminan. Kecuali jika ada pengawasan dan kendali khusus dari SBY.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement