Jumat 19 Sep 2014 12:18 WIB

Gerindra Tak Heran Jika Koalisi Merah Putih Merapat ke Jokowi

Rep: C72/ Red: Indira Rezkisari
Aktivis dari Koalisi Kawal RUU Pilkada melakukan unjuk rasa menolak RUU Pilkada tidak langsung di depan Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (16/9). (Republika/ Wihdan).
Foto: Republika/ Wihdan
Aktivis dari Koalisi Kawal RUU Pilkada melakukan unjuk rasa menolak RUU Pilkada tidak langsung di depan Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (16/9). (Republika/ Wihdan).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satu persatu partai yang tergabung di koalisi merah putih disinyalir akan merapat ke koalisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Dengan bergabungnya salah satu partai di koalisi merah putih itu, maka pilkada langsung akan tetap berlangsung.

Melihat sinyalemen partai koalisi merah putih yang merapat ke kubu Jokowi, Ketua DPP Gerindra Martin Hutabarat menga‎ku tidak heran.

"‎Itu (dukung pilkada langsung) kan hak pada semua partai, semua anggota untuk membuat keputusannya sendiri-sendiri," katanya kepada wartawan di Gedung Nusantara I DPR, Jumat (19/10).

Kata Martin, apa yang menjadi keputusan partai, baik mendukung pilkada langsung atau pilkada di DPRD tidak membuat kedekatan partai di koalisi merah putih itu retak. "Yang penting apa yang dianggap baik demi kelangsungan demokrasi," ujarnya.

Martin tidak heran jika saat ini partai-partai mulai goyah apakah mendukung pilkada langsung atau pilkada di DPRD. Karena kata Martin rencana mengembalikan pilkada ke DPRD memang sudah tiga tahun lamanya dan harus segera diputuskan.

"Jadi tanggal 25 September partai-partai harus mengambil sikap," katanya.

Martin berkata pada tanggal pengesahan RUU Pilkada itu, Gerindra tetap menolak pilkada dilakukan secara langsung. Karena, kata Martin, Gerindra sudah satu tahun yang lalu mendukung pilkada di DPRD.

"Karena Pilkada langsung hanya banyak mudaratnya," kata Martin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement