REPUBLIKA.CO.ID, BALAI KOTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menanggapi dengan santai kecaman yang datang padanya dari Front Pembela Islam (FPI). Menurut dia penolakan dan kecaman yang datang karena dirinya akan maju sebagai orang nomor satu di DKI Jakarta adalah hal yang biasa.
"Ya biasa-biasa saja lah penolakan itu. Namanya juga FPI, udah biasa penolakan dari mereka sama saya," ujar Basuki di Balai Kota, Kamis (18/9). FPI kembali melakukan penolakan terhadap Basuki, yang akan maju menggantikan presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Mereka berpendapat, pria yang akrab disapa Ahok itu bukanlah pilihan dari mayoritas warga Kota Jakarta. Saat pemilihan Gubernur DKI Jakarta pada 2012 lalu, FPI merasa warga hanya mempercayakan Jokowi, sebagai sosok yang memimpin Ibu Kota.
Namun nyatanya, Jokowi justru mengikuti pemilihan presiden dan tidak meneruskan amanah untuk memimpin Jakarta hingga 2017 mendatang. Penentangan yang FPI lakukan, tidak hanya melalui lisan namun juga tulisan. FPI telah beberapa spanduk penolakan di tempat-tempat di Ibu Kota.
Selain telah menyebarkan spanduk, FPI juga mengancam akan mengerahkan masa secara besar-besaran untuk melakukan demonstrasi. Mereka akan meminta DPRD DKI Jakarta melengserkan Ahok dari jabatannya.