REPUBLIKA.CO.ID ,PURWOKERTO -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat untuk tidak mempercayai isu tentang gempa berkekuatan 8 Skala Richter yang akan mengguncang Gunung Slamet, Jawa Tengah.
"Gempa itu tidak dapat diprediksi kapan terjadinya maupun berapa besar kekuatannya. Oleh karena itu, masyarakat jangan percaya terhadap isu gempa 8 SR yang akan mengguncang Gunung Slamet," kata Kepala Kelompok Teknisi Stasiun Meteorologi BMKG Cilacap Teguh Wardoyo saat dihubungi dari Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Rabu (17/9) malam.
Teguh mengatakan hal itu terkait beredarnya pesan "broadcast" melalui "Blackberry Messenger" yang menyebutkan jika akan terjadi gempa 8 Skala Richter (SR) di Gunung Slamet yang meliputi Kabupaten Banyumas, Purbalingga, Pemalang, Tegal, dan Brebes.
Menurut dia, BMKG tidak pernah merilis informasi mengenai gempa tersebut. "Apalagi gempa tersebut terkait aktivitas vulkanik Gunung Slamet yang saat ini berstatus 'Siaga'. Gempa-gempa vulkanik lebih banyak dirilis oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG)," katanya.
Akan tetapi, kata dia, gempa-gempa vulkanik yang dirilis PVMBG jarang disebutkan kekuatannya. "Biasanya hanya disebutkan jumlahnya saja. Misalnya, gempa vulkanik dalam berapa kali," jelasnya.
Koordinator Wilayah III "Search and Rescue" Daerah Jateng Rudi Setiawan mengimbau masyarakat tetap tenang dan tidak terpancing oleh berbagai isu tentang Gunung Slamet. "Kalau butuh informasi, silakan hubungi posko agar mendapatkan informasi yang resmi," katanya.
Terkait kabar mengenai terjadinya kebakaran hutan, dia mengatakan bahwa kebakaran tersebut masih sebatas daerah padang savana, belum menjangkau wilayah vegetasi. Selain itu, kata dia, kebakaran tersebut hanya spot-spot kecil.