REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Tim "Rescue" Badan "Search and Rescue" Nasional (Basarnas) Kantor SAR Semarang yang disiagakan di Desa Gambuhan, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, turut memantau perkembangan aktivitas Gunung Slamet.
"Berdasarkan pengamatan kami di Gambuhan sejak pukul 00.00 WIB sampai dengan pagi ini, tidak terdengar letusan. Hanya beberapa kali terlihat lava pijar, tapi relatif kecil sekali," kata Kepala Kantor SAR Semarang Agus Haryono melalui siaran pers yang diterima Antara di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Sabtu (13/9).
Bahkan pada Sabtu pagi, kata dia, Gunung Slamet terlihat jelas karena cuaca cerah dan aktivitasnya lebih landai serta teramati dua titik api sisa kebakaran padang savana.
Dia mengatakan sejak meningkatnya aktivitas Gunung Slamet, pihaknya memberangkatkan personel Pos SAR Cilacap untuk siaga mobil di lima Kabupaten yang terdampak, yakni Banyumas, Purbalingga, Tegal, Brebes, dan Pemalang.
Menurut dia, pihaknya sudah berkoordinasi dengan sejumlah potensi SAR di daerah yang paling terdampak.
"Pada hari Jumat (12/9), saya memimpin langsung koordinasi dengan potensi SAR di Bambangan (Purbalingga), Pemalang, dan Dawuhan (Brebes)," katanya.
Berdasarkan data pengamatan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) di Pos Pengamatan Gunung Api Slamet, Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Pemalang, pada hari Sabtu (13/9), pukul 00.00-06.00 WIB, Gunung Slamet terhalang kabut.
Saat cerah teramati embusan asap putih tipis setinggi 50-100 meter dari puncak dan condong ke barat, sedangkan kegempaan terekam 44 kali gempa embusan dan enam kali gempa tremor.
Dari data tersebut diketahui bahwa aktivitas Gunung Slamet fluktuatif dan sedikit menurun jika dibanding tiga hari sebelumnya, namun status gunung tertinggi di Jateng itu tetap "Siaga".