Jumat 12 Sep 2014 06:44 WIB

Lontaran Lava Pijar Gunung Slamet Sebabkan Kebakaran Hutan

Rep: c73/ Red: Bilal Ramadhan
Gunung Slamet
Foto: sekilasindonesia
Gunung Slamet

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Kepala Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan terjadi setidaknya lima kali lontaran material atau lava pijar. Letusan atau erupsi tipe Strombolian ini berjarak luncur sekitar 1.300 meter.

Hal ini yang menyebabkan terbakarnya kawasan hutan yang terdiri dari semak belukar di sisi sebelah timur, yaitu sekitar 100-700meter dari puncak. Dalam hal ini, Plawangan (3.250 m dpl) terkena dampak dari kebakaran tersebut.

Plawangan merupakan merupakan sebuah tanah yang cukup datar di daerah terbuka, sekaligus merupakan batas vegetasi (daerah pepohonan dan daerah berbatu). Untuk menuju puncak Gunung Slamet dari Plawangan membutuhkan waktu kira-kira 2 jam.

"Di sekitar Gunung Slamet, terdapat banyak padang rumput dan pepohonan, lontaran batu pijar menyebabkan rumput di sabana terbakar," tutur Sutopo kepada Republika, Kamis (11/9).

Menurutnya, saat ini Kamis (11/9) kondisi Gunung Slamet berada dalam status siaga. Sekitar pukul 06.00 hingga 12.00 WIB setidaknya terjadi 9 kali erupsi abu tebal hitam kecoklatan dengan ketinggian 500-1000 m. Di samping itu, terdengar enam kali suara gemuruh dan sembilan kali dentuman sedang sampai kuat.

Berdasarkan pengamatan BNPB, aktivitas Gunung Slamet cenderung meningkat dari jumlah dan energi kegempaan serta letusan. Namun Status Gunung Slamet saat ini tetap Siaga. Karena itu, pihaknya menghimbau agar masyarakat tidak beraktivitas dalam radius 4 km dari puncak. Di luar radius tersebut menurutnya, masyarakat diharap tetap tenang dan dapat beraktifitas seperti biasa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement