REPUBLIKA.CO.ID, KUDUS -- Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, hingga kini masih menunggak sewa pembayaran lahan yang digunakan untuk bangunan Museum Fosil Situs Patiayam terhadap pemerintah desa setempat.
Menurut Kepala Desa Terban, Kecamatan Jekulo, Kudus, Agil Widodo di Kudus, Selasa, berdasarkan hasil kesepakatan bersama dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kudus besarnya sewa lahan disepakati sebesar Rp9 juta per tahun.
Akan tetapi, lanjut dia, sejak museum tersebut berdiri pada tahun 2013 hingga sekarang pemerintah desa belum pernah menerima pembayaran sewa.
"Jika dua tahun dibayar semuanya tentu desa bisa mendapatkan pemasukan sebesar Rp18 juta," ujarnya.
Lahan milik pemerintah desa yang digunakan untuk bangunan museum, kata dia, seluas 7.500 meter persegi.
Sesuai hasil kesepakatan bersama, kata dia, besarnya tarif sewa lahan tahun berikutnya bisa meningkat menjadi Rp12,5 juta, yakni untuk tahun 2015 dan 2016.
Meskipun pembayaran sewa lahan belum lancar, kata dia, pemerintah desa tetap mendukung keberadaan museum tersebut karena diharapkan nantinya bisa mendongkrak tingkat kesejahteraan warga setempat.
Apalagi, lanjut dia, pengembangan museum maupun Situs Patiayam juga masih terus berlangsung sehingga peluang dikenal masyarakat luas juga semakin terbuka seperti halnya Situs Sangiran.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kudus Sunardi mengakui hingga kini belum membayar sewa lahan untuk bangunan Museum Fosil Situs Patiayam.
"Kami memang sudah menandatangani nota kesepahaman dengan pemerintah desa setempat soal sewa lahan. Pembayaran sewa lahan tersebut hanya menunggu proses pencairannya," ujarnya.
Pengembangan Situs Patiayam, katanya, serius dilakukan karena saat ini Pemerintah Pusat juga sudah menyetujui permohonan bantuan dana untuk pengembangannya.
Rencananya, kata dia, bantuan dari Dirjen Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sekitar Rp15 miliar untuk pengembangan Museum Patiayam akan diberikan pada tahun 2015.
Saat ini, kata dia, Disbudpar Kudus masih mempersiapkan penyusunan "detail engineering design" (DED).
Sementara dukungan penganggaran dari pemerintah daerah, dianggarkan hingga Rp2 miliar lebih, termasuk pada APBD Perubahan 2014 untuk mendukung pembangunan sarana dan prasarana Situs Patiayam.
Jumlah fosil yang ditemukan di Situs Patiayam diperkirakan mencapai 1.500 fosil yang mayoritas hasil temuan warga.
Koleksi fosil yang berhasil ditemukan, yakni Stegodon Trigonochepalus (gajah purba), Elephas Sp (juga sejenis gajah purba), Ceruss Zwaani dan Cervus Lydekkeri Martin (sejenis rusa), dan Rhinoceros Sondaicus (badak).
Juga ditemukan Brachygnatus Dubois (babi), Felis Sp (macan), Bos Bubalus Palaeokarabau (sejenis kerbau), dan Bos Banteng alaeosondaicus, serta Crocodilus sp (buaya) serta kapak genggam atau "chopper".
Situs Patiayam merupakan bagian dari Gunung Muria dengan luas mencapai 2.902,2 hektare yang meliputi wilayah Kudus dan beberapa kecamatan di Kabupaten Pati.
Situs Patiayam merupakan situs istimewa, karena fosil-fosil kehidupan purba ditemukan di daerah tersebut sehingga menjadi salah satu situs purba yang menarik selain Situs Sangiran.