Rabu 03 Sep 2014 20:40 WIB

Gerindra: Kalau PAN Berubah Biar Rakyat yang Menghukum

Rep: Muhammad Akbar Wijaya/ Red: Joko Sadewo
anggota Komisi III DPR Desmond J Mahesa
anggota Komisi III DPR Desmond J Mahesa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Gerindra tidak mau buru-buru memvonis kunjungan Hatta Rajasa ke kediaman Surya Paloh pada Senin (1/9) malam sebagai sinyal melompatnya PAN ke pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Gerindra masih percaya dengan pernyataan Hatta bahwa PAN tetap berada dalam barisan koalisi Merah Putih.

"Kami melihat pertemuan itu wajar dalam konteks silaturahim. Koalisi Merah Putih masih kompak," kata Ketua DPP Gerindra, Desmond J. Mahesa saat dihubungi Republika Online (ROL), Rabu (3/9).

Desmond mengatakan konsisten tidaknya PAN akan ditentukan di kemudian hari. Apabila pada akhirnya PAN memutuskan bergabung di pemerintahan Jokowi-JK itu berarti pertemuan di kediaman Paloh bukan sekadar silaturahim dua sahabat. "Kita lihat saja apakah sikapnya berubah. Kalau berubah berarti ada apa-apanya di pertemuan itu," ujar Desmond.

Anggota Komisi III DPR ini memastikan Gerindra tidak merasa khawatir apabila nantinya PAN melompat ke kubu Jokowi-JK. Sebab menurutnya perubahan sikap politik PAN tersebut akan dinilai langsung oleh publik, terutama para pendukung Prabowo-Hatta di pemilu presiden.

Dia percaya apabila PAN bersikap inkonsisten koalisi Merah Putih, publik tidak akan segan menghukum. "Karena kalau ada sesuatu yang melanggar etika, bukan Prabowo yang nilai tapi rakyat 60 juta yang memilih Prabowo-Hatta. Biarkan mereka yang menghukum." ujarnya.

Menurut Desmond, Prabowo tidak bersikap reaktif dengan kedatangan Hatta ke kediaman Paloh. Dia mengatakan Gerindra tetap menghormati Hatta sebagai bagian dari koalisi. "Pak Prabowo biasa saja. Kami tetap hormat dengan Pak Hatta sebagai teman seiring," katanya.

Ikuti Informasi Berita Sepakbola Terkini... Klik di sini

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement