REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Kekeringan di Kabupaten Gunugkidul sudah meluas. Bahkan untuk beberapa daerah seperti di Panggang kekeringan sudah mulai terjadi sejak bulan Juli lalu.
''Di sini sudah sejak Juli tidak ada air dan kami sekeluarga sudah membeli air per tanki Rp 150 ribu untuk tiga minggu,''kata Daryanto warga Giripurwo Panggang Gunungkidul pada //Republika//, di Kepatihan Yogyakarta usai mendampingi Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X melakukan syawalan ke Kabupaten Gunungkidul, Senin (25/8).
''Di tempat kami tidak mendapat droping air. Kalau pun ada ya hanya terbatas. Untuk keperluan mencuci yang banyak dibutuhkan,''kata Daryanto yang bekerja sebagai pramurukti ini."
Kepala Dinas Sosial DIY Untuk Sukaryadi mengakui kekeringan di Kabupaten Gunungkidul sudah hampir merata. Dinas Sosial DIY sudah melakukan droping air sejak Juli dengan dana dari APBN sekitar 1400-an tanki dan masyarakat bisa gratis mendapatkannya.
Bantuan air dari dana APBN tersebut sudah di-droping ke Kabupaten Gunungkidul sebanyak 400 tanki, Kabupaten Kulonprogo sebanyak 400 tanki dan kabupaten Bantul sebanyak 200 tanki. Di samping itu bantuan air dari APBD baru tersalurkan sedikit dan sekitar diperkirakan masih sekitar 1200 tanki.
Bagi masyarakat yang membutuhkan bantuan air bersih, bisa mengirimkan surat ke Dinas Sosial DIY maupun lewat sms atau telepon, namun juga nantinya harus disertai dengan surat tertulis untuk melakukan pendataan dan pelaporan, kata Untung.
Menurut dia, untuk permintaan bantuan air lebih baik dikoordinir dari Kelurahan. Bantuan air dari APBD terjadi sedikit peningkatan. Tahun lalu bantuan air dari APBD sekitar 1000 tanki.
Dinas Sosial selain menunggu permintaan air dari masyarakat, Dinas Sosial DIY dibantu oleh Tagana juga aktif melakukan keliling ke daerah-daerah yang dilanda kekeringan untuk melakukan droppong air. ''Insya Allah persediaan air bersih untuk membantu daerah yang kekeringan cukup,'' kata Untung.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
