Senin 11 Sep 2017 15:14 WIB

Jokowi Ingatkan Medsos Digunakan untuk Hal Positif

Rep: Dessy Suciati/ Red: Indira Rezkisari
Presiden RI Joko Widodo berfoto bersama para guru besar saat hadir pada puncak perayaan Dies Natalis ke-60 Unversitas Padjadjaran (Unpad), di Graha Sanusi Hardjadinata, Kampus Unpad, Kota Bandung, Senin (11/9).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Presiden RI Joko Widodo berfoto bersama para guru besar saat hadir pada puncak perayaan Dies Natalis ke-60 Unversitas Padjadjaran (Unpad), di Graha Sanusi Hardjadinata, Kampus Unpad, Kota Bandung, Senin (11/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan perkembangan media sosial yang tak dapat dihindari dan dapat membawa dampak positif maupun negatif di masyarakat. Meskipun melalui media sosial pengguna dapat menyampaikan segala sesuatu dengan terbuka, namun Presiden mengingatkan agar masyarakat menggunakan medsos untuk hal yang positif. 

"Yang jelek-jelek, fitnah harus kita hentikan, medsos dipakai untuk hal positif," kata Presiden saat menyampaikan orasi di acara sidang terbuka Universitas Padjadjaran (Unpad), Bandung, Jawa Barat, Senin (11/9).

Dalam kesempatan ini, ia pun sempat bercerita bahwa dirinya juga mendapatkan laporan dari pengguna media sosial tentang pernikahan Raisa dan Hamish melalui mention akun Presiden. "Ini (Raisa) aset Indonesia suaminya Australia," ucap Presiden.

Begitu pula terkait pernikahan Laudya Cynthia Bella yang juga menikah dengan warga negara asing. Presiden juga mendapatkan laporan serupa. Dengan keterbukaan dalam menggunakan media sosial ini, Jokowi pun meminta agar seluruh elemen bangsa mempersiapkan diri untuk menghadapi perubahan. 

 

"Inilah keterbukaan yang kita hadapi dan harus siap," ujarnya, dalam siaran resmi Istana yang diterima. 

Jokowi juga menyampaikan, meskipun media sosial dapat memberikan dampak positif. Namun tak sedikit masyarakat yang memanfaatkan media sosial tanpa rasa tanggung jawab. 

Media sosial, kata dia, dimanfaatkan oleh kalangan tertentu untuk memberikan dampak negatif yang berbahaya bagi generasi muda dan juga masyarakat. Tak sedikit masyarakat yang tak mengkonfirmasi kebenaran informasi yang diterimanya sehingga menjadi mudah emosional.

"Akibatnya apa? Masyarakat mudah emosional. Ada apa-apa sedikit, langsung ditanggapi. Padahal informasi itu belum tentu betul," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement