REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Bank Indonesia (BI) melakukan sosialisasi uang Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) kepada pedagang yang beraktivitas di pasar tradisional maupun swalayan di Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara.
"Kita akan terus melakukan sosialisasi ke masyarakat luas khususnya sejumlah pedagang melalui brosur-brosur yang telah dibagikan oleh BI," kata Kepala BI Perwakilan Sulut Luctor Tapiheru di Manado, Kamis (21/8).
Selain pihaknya turun langsung ke lapangan, katanya, semua jajaran perbankan di Sulut juga melakukan sosialisasi.
Petugas BI melakukan sosialisasi uang rupiah kertas pecahan Rp100.000 tahun emisi 2014 berfrasa "Negara Kesatuan Republik Indonesia" kepada para pedagang di sejumlah pasar di Kota Manado.
"Kami melakukan sosialisasi ke pedagang karena transaksi jual beli di pasar tradisional cukup tinggi, sehingga para pedagang perlu mengetahui uang baru pecahan Rp100 ribu," kata Asisten Direktur BI Sulut Eko Siswantoro.
Ia mengatakan perbedaan utama dalam uang tersebut, yakni frasa "Negara Kesatuan Republik Indonesia" di bagian muka dan belakang uang, sedangkan sebelumnya tertulis frasa "Bank Indonesia".
"Selain itu, penandatangan uang dari yang sebelumnya Anggota Dewan Gubernur Bank Indonesia menjadi Gubernur Bank Indonesia dan Menteri Keuangan," katanya.
Secara umum, kata dia, desain uang rupiah kertas pecahan Rp100.000 tahun emisi 2014 tidak mengalami perubahan yang signifikan dibandingkan dengan uang pecahan yang sama tahun emisi 2004 yang sudah lama beredar di masyarakat.
Peredaran uang NKRI tersebut berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 tahun 2011 tentang Mata Uang dan Bank Indonesia telah mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 16/13/PBI/2014, tertanggal 24 Juli 2014 tentang Pengeluaran dan Pengedaran Uang Rupiah Kertas Pecahan 100.000 (Seratus Ribu) Tahun Emisi 2014.
"Dengan sosialisasi tersebut diharapkan masyarakat mengetahui uang NKRI pecahan Rp100 ribu karena khawatir masyarakat yang tidak tahu akan mengira bahwa uang itu palsu, padahal tidak," katanya.
Gustav (58), seorang pedagang di Pasar Pinasungkulan Karombasan, Manado mengaku baru mengetahui adanya uang kertas baru pecahan Rp 100 ribu dari sosialisasi tersebut dan memperhatikan dengan saksama ciri uang NKRI yang dipegang oleh petugas BI.
"Kami sebagai pedagang perlu tahu tentang uang baru tersebut karena setiap hari melakukan transaksi jual beli dengan masyarakat," katanya.