REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Tim transisi Jokowi-JK tengah menggodok lima opsi postur kementerian. Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, ia belum melihat secara detail opsi-opsi tersebut.
"Sudah terima, tapi saya belum lihat," ujar gubernur DKI Jakarta tersebut di Balai Kota, Rabu (20/8).
Jokowi mengaku, hingga saat ini ia belum condong pada satu opsi tertentu. Jokowi akan menunggu sampai tim transisi selesai membahas lima skenario kabinet terlebih dahulu. Dia memberi target, kajian mengenai lima opsi itu harus selesai pada 15 September. Setelah itu, barulah Jokowi akan mempertimbangkan baik-buruknya tiap opsi yang ada.
"Saya berikan target 15 September yang postur kabinet. Kalau yang programnya sampai 15 Oktober," ucap dia.
Mantan wali kota Solo itu mengaku, ia juga belum mengajak bicara para parpol pendukung mengenai lima skenario postur kabinet tersebut. Pembahasan mengenai hal itu baru akan dilakukan setelah Mahkamah Konstitusi (MK) mengeluarkan putusan terkait perkara hasil Pilpres 2014.
Sebelumnya, deputi staf tim transisi Jokowi-JK, Andi Widjajanto, mengatakan ada lima opsi yang tengah digodok untuk merampingkan kementerian. Menurut Andi, di antara tiga opsi yang telah selesai dibahas, salah satunya merupakan opsi status quo. Artinya, postur kabinet Jokowi-JK tidak berbeda dengan kabinet pemerintahan SBY.