Ahad 10 Aug 2014 13:47 WIB

Ryaas Rasyid: Tokoh yang Pencitraan Masuk Neraka

Pakar otonomi daerah Ryaas Rasyid.
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Pakar otonomi daerah Ryaas Rasyid.

REPUBLIKA.CO.ID, BARABAI -- Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Ryaas Rasyid menyinggung pencitraan sebagaimana dilakukan banyak pemimpin dan tokoh politi. Menurut dia, hal tersebut merupakan politik kebohongan atau sebuah bentuk proyek penipuan atau kemunafikan.

"Yang cukup memprihatinkan, ada pemimpin agama yang baik secara sadar ataupun tidak sadar ikut terseret dalam pencitraan tersebut," ujar mantan menteri negara Otonomi Daerah tersebut di Barabai, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Sabtu (9/8).

Mantan aktivis Pelajar Islam Indonesia (PII) asal dari Sulawesi Selatan (Sulsel) itu mengkritisi keterlibatan pemimpin agama dalam pencitraan tokoh politik atau figur kepemimpinan tertentu.

Karena menurut dia, pencitraan itu salah dan pelakukanya atau yang terlibat bisa masuk neraka. "Mengapa bayar mahal agar masuk neraka, yang semestinya bayar mahal tersebut untuk membeli surga," katanya.

Memang, lanjutnya dengan suara lantang, iblis dan setan merajalela di Indonesia. "Bahkan tak jarang iblis berkelahi dengan setan atau sesama iblis sendiri," tuturnya dengan nada menyindir.

Gubernur Kalsel Rudy Ariffin dalam sambutannya berharap, kedatangan penggagas reformasi birokrasi tersebut, akan memberi inspirasi dan motivasi, guna meningkatkan eksistensi KB-PII di daerah ini dalam pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Menurut Gubernur Kalsel dua periode itu, peran Pelajar Islam Indonesia (PII) hingga masa sekarang terus aktual. Karenanya pula dewasa ini memerlukan terobosan sekaligus keteladanan yang mampu membawa perubahan ke arah yang lebih baik.

"Hal itu bukan hanya pada tatanan wacana, tapi juga pada hal-hal konkrit yang mampu memberikan inspirasi dan menggerakan potensi bangsa, untuk memberikan kemanfaatan dalam mendukung pembangunan," lanjutnya dalam sambutan yang dibacakan Kepala Badan Kepegawaian Daerah Kalsel HM Thamrin.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement