REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Mantan Menteri Negara Otonomi Daerah dan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara, Ryaas Rasyid mengatakan, seyogyanya akademisi mengambil peran dalam suksesi nasional lahirkan pemimpin baru.
Republik ini terbentuk karena peran para intelektual yang tergabung dalam Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia ( PPKI) sehingga kemerdekaan Indonesia diproklamasikan oleh Ir Soekarno dan Moh. Hatta pada tahun 1945, katanya sebagaimana dikutip Kepala Bagian Humas Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara, Judhistira Siwu, di Manado, Sabtu (7/9).
Dia mengatakan, sudah saatnya intelektual kembali mengambil bagian penting dalam proses melahirkan pemimpin negeri ini. Rasyid sendiri ketika menyinggung soal konvensi calon presiden yang sementara digulir salah satu partai politik terbesar di negara ini.
Menurutnya, rekam jejak bagi para calon presiden dalam konvensi patut diperhatikan. Dia memberi contoh, Gubernur Sulawesi Utara yang ikut dalam ajang konvensi Partai Demokrat, dinilai memiliki rekam jejak yang baik.
"Saya memberikan penilaian yang objektif bukan karena Gubernur Sarundajang adalah Ketua Umum AIPI, tapi karena rekam jejak yang telah teruji," katanya.
Beberapa pengamat politik papan atas hadir dalam acara halal bi halal Asosiasi Ilmu Politik Indonesia (AIPI) di ballroom hotel Kawanua Aerotel, di antaranya Ikrar Nusa Bhakti, serta Burhan Magenda. Mereka memberikan sumbangan pemikiran sehingga AIPI memberikan kontribusi terhadap perpolitikan Indonesia ke depan yang lebih baik.