Kamis 07 Aug 2014 17:17 WIB

Syahbandar Kupang Imbau Nelayan Tradisional tak Melaut

Nelayan (ilustrasi)
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Nelayan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Syahbandar Kupang, Nusa Tenggara Timur, mengimbau nelayan di pelabuhan perikanan Bolok, Namosain dan Hansisi Pulau Semau agar tidak melaut karena gelombang masih tinggi di perairan laut Timor dan Laut Sawu mencapai 2,5-3,5 meter.

"Tinggi gelombang seperti ini menurut Bandan Meteorologi Klimatologi dan Goefisika (BMKG) akan menganggu aktivitas bahkan mengancam keselamatan nyawa para nelayan yang mengoprasikan perahu kecil, sehingga perlu kewaspadaan," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pelabuhan Perikanan Pantai Kupang Nusa Tenggara Timur Ir Untung di Kupang, Kamis.

Ia mengatakan hal tersebut, menanggapi peringatan cuaca signifikan dari BMKG yang memicu gelombang tinggi di sejumlah perairan NTT termasuk wilayah aktivitas sekitar 52 kapal penangkap ikan tuna dan cakalang yang menggunakan kapal tak layak cuaca seperti saat ini.

"Akibat cuaca buruk di perairan Timur dan Selatan NTT ini, sekitar 52 kapal jenis Pulangline atau kapal penangkap ikan cakalang diimbau tidak beroperasi karena menganggu keselamatan nyawa," katanya.

Kapal-kapal cakalang ini dilarang beroperasi di sekitar luat Timor dan Sawu hingga wilayah perairan di NTT diyatakan aman untuk dilayari oleh Bandan Meteorologi Klimatologi dan Goefisika.

Sementara khusus untuk kapal-kapal ikan Rawe dan Handline serta Pursain atau kapal penangkap ikan dengan pancing tidak dilarang tetapi dibatasi untuk melakukan aktivitas di laut.

"Kapal-kapal jenis ini masih dapat ditolerir dengan peringatan untuk selalu waspada, karena hanya beroperasi pada kedalaman sekitar dua hingga tiga mil laut dari darat, sehingga bisa beraktivitas dengan batas-batas tersebut," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement