REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan, Kapolri Kapolri Jenderal Polisi Sutarman diharapkan dapat menjelaskan kedudukan "Islamic State of Iraq and Syria" (ISIS) pada Sabtu (9/8).
Pada Sabtu itu ada pertemuan dengan seluruh organisasi kemasyarakatan (Ormas) Islam, termasuk Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Kementerian Agama, Jalan MH Thamrin Jakarta. Penegasan tersebut disampaikan Lukman Hakim kepada Dirut Perum LKBN Antara Saiful Hadi dan sejumlah staf di kementerian tersebut, Kamis (7/8).
Ia mengatakan, seluruh Ormas Islam akan diundang pada petemuan tersebut dan Kapolri diminta untuk menjelaskan fenomena ISIS.
Sebelumnya Lukman secara tegas menyatakan ideologi ISIS bertentangan dengan Pancasila. Kemenag menginisiasi pertemuan dan silaturahmi Menag dengan Pimpinan Ormas Islam dalam rangkaian Seminar Nasional tentang Bahaya ideologi ISIS.
Pertemuan yang dijadwalkan akan dimulai pada pukul 08.00 WIB ini akan diikuti oleh para pimpinan ormas Islam, para ulama, kiai, dan tokoh masyarakat, serta pejabat di lingkungan Kementerian Agama, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Kejaksaan Agung, Polri, dan Badan Intelijen Negara (BIN).
Adapun tema kegiatan ini, "Fenomena Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) bagi NKRI dan Islam Rahmatan Lil Alamin" (Sebuah Ancaman Ideologi dan Keamanan Terhadap NKRI).
Dijelaskan juga, seminar ini didasarkan pada kesadaran bahwa Kemenag perlu mengundang segenap elemen umat dan seluruh organisasi Islam guna mendapatkan penjelasan secara komprehensif dari para pihak yang berkompeten.
Dengan demikian, elemen umat dan organisasi Islam diharapkan akan memiliki sudut pandang dan persepsi yang sama dalam menyikapi isu ISIS.
Dalam forum ini selain akan berbicara Kapolri, Kepala BNPT, juga para tokoh agama, dan pihak terkait lainnya. Dengan demikian akan diperoleh persamaan persepsi tentang ISIS.
Kapolri Sutarman dan Ketua BNPT Arsyad Mbai dijadwalkan akan menjelaskan terkait Peta Radikalisme Agama dan Pencegahannya di Indonesia.