REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulawesi Utara T Hasudungan Siregar mengatakan krisis di Timur Tengah tidak mempengaruhi kinerja ekspor Sulawesi Utara (Sulut) ke negara-negara di kawasan itu.
"Kendati mengalami krisis di Timur Tengah, namun sejak awal tahun Sulut telah mengekspor beberapa komoditas unggulan ke Mesir, Turki, dan Arab Saudi," kata Hasudungan di Manado, Kamis (7/8).
Komoditas yang diekspor ke tiga negara bagian Timur Tengah tersebut yakni tepung kelapa dan rumah adat Minahasa. Tepung kelapa diekspor ke Mesir sebanyak 78 ton dengan sumbangan devisa sebesar 157.500 dolar Amerika Serikat (AS). Sedangkan ke Turki sebanyak 13 ton dengan nilai 28.730 dolar AS.
Hasudungan mengatakan, rumah adat Minahasa yang diekspor ke Arab Saudi dengan volume seberat 34,8 ton dan mampu menghasilkan devisa sebesar 33.514 dolar AS.
Ia mengatakan ekspor rumah panggung itu terwujud karena pembeli luar negeri percaya selain motifnya menarik, juga kualitas pembuatan rumah pengrajin di daerah tersebut sudah semakin baik.
Pemerintah daerah terus memberdayakan pengrajin rumah adat Minahasa sehingga kualitas yang dihasilkan semakin baik. Komoditas rumah adat Minahasa sudah merambah pasar Malaysia merupakan produksi para pengrajin Kelurahan Woloan I, Kecamatan Tomohon Barat.
Kelurahan Woloan, Kota Tomohon, sudah ditetapkan pemerintah daerah sebagai kawasan industri rumah panggung di Provinsi Sulut. Sejak ditetapkan beberapa tahun lalu sebagai kawasan pengrajin rumah panggung, wilayah itu sudah mampu memenuhi permintaan baik dari daerah lain di Indonesia maupun permintaan dari mancanegara.
Disperindag akan terus memfasilitasi para eksportir agar mendapatkan lebih banyak pasar baru. Dan tidak perlu khawatir karena komoditi ekspor Sulut sebagian besar produk pangan sehingga semua negara di dunia sangat membutuhkan.