REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengganti Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Budiman sudah ditentukan. Sebagai panglima tertinggi TNI, Presiden SBY akhirnya menunjuk Panglima Kostrad Letjen Gatot Nurmantyo untuk menggantikan posisi yang ditinggalkan Budiman.
Lulusan Akmil 1982 yang malang melintang di kesatuan infanteri itu berdasarkan Keppres 36/TNI/2014 tertanggal 21 Juli 2014. Dia mengalahkan seniornya Wakil KSAD Letjen M Munir dan Sesjen Wantannas Letjen Waris.
Komisi I DPR mengapresiasi penunjukan Presiden terhadap Gatot. Menurut anggota Komisi I DPR Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati, Gatot adalah seorang jenderal yang intelektual dan profesional. Dia merujuk pada rekam jejak mantan panglima kodam V/Brawijaya tersebut yang sering menjadi pembicara di perguruan tinggi, seperti di Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Padjajaran (Unpad).
"Pemikirannya mengenai bagaimana kita mengantisipasi perang proxy sangat menarik," kata Susaningtyas kepada Republika Online, Rabu (22/7).
Anggota Fraksi Partai Hanura itu menyebut, satu keunggulan Gatot sebagai tentara adalah jiwanya yang gemar turun menyambangi prajurit di berbagai pelosok negeri. Hal itu dilakukan Gatot sebagai upaya untuk menekankan bahwa setiap prajurit wajib profesional dan tidak ikut dalam politik praktis.
Karena itu, ia berharap, Gatot dapat meningkatkan kapabilitas sumber daya manusia TNI AD melalui pendidikan dan pelatihan yang sesuai zamannya. "Meningkatkan kesejahteraan prajurit dan memodernisasi alutsista itu tugas utamanya, agar pertahanan teritorial semakin baik," ujar Susaningtyas.