Selasa 22 Jul 2014 03:00 WIB

Rumah Polonia, Sebelum dan Sesudah Pilpres

Suasana Rumah Polonia saat deklarasi pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa pada Senin (19/5).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Suasana Rumah Polonia saat deklarasi pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa pada Senin (19/5).

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Mas Alamil Huda

Suasana rumah pemenangan Prabowo-Hatta terlihat berbeda beberapa hari terakhir. Hilir mudik para tokoh tak nampak se-intensif ketika awal masa kampanye sampai berakhir. Baik dari tokoh partai politik maupun tokoh nasional yang tergabung dalam tim pemenangan sudah jarang terlihat lalu lalang.

Rumah Polonia yang berada di Jalan Cipinang Cempedak I/29 Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur itu kini hanya ramai dengan aktivitas seremonial. Dilangsungkan di 'Panggung Rakyat' yang disediakan di halaman depan rumah. Setiap sore diselenggarakan buka bersama dengan ibu-ibu majelis ta'lim hingga bersama anak yatim. Kadang sesekali konferensi pers dari anggota tim pemenangan di dalam rumah.

Situasi ini berbalik 180 derajat dengan sebelum pemungutan suara ulang 9 Juli dilangsungkan. Para tokoh partai politik seolah tanpa jeda silih berganti mendatangi rumah yang pernah ditinggali Bung Karno ini. Mobil-mobil mewah para pejabat tak pernah ada jeda mampir di rumah mewah bercat putih itu. Bahkan, awak media hampir tak pernah istirahat 'menampung' pernyataan dari mereka.

Kondisi ini diamini petugas keamanan Rumah Polonia Ahmad Fauzi (27 tahun). Ia merasa bekerja lebih santai pasca pemungutan suara 9 Juli. Sebagai petugas penjaga gerbang Rumah Polonia, Fauzi merasakan betul ketika tak pernah henti buka tutup pintu pertama masuk rumah seluas kurang lebih 5.000 meter persegi itu.

"Dulu sampai capek buka tutup pintu gerbang, saya," katanya kepada Republika Online di Rumah Polonia, Senin (21/7).

Menurutnya, intensitas menurunnya keluar masuk para tokoh mulai terasa sejak usai pemungutan suara. Dalam tiga sampai empat hari terakhir para tokoh yang datang semakin sedikit setiap harinya. Meski masih ada satu atau dua orang, tentu hal ini terlihat perbedaan yang signifikan dibandingkan sebelumnya.

Warga asli Cipinang Cempedak yang tinggal di belakang Rumah Polonia ini mengaku, sebelumnya hampir setiap hari melihat tokoh partai politik seperti Presiden PKS Anis Matta, Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie, Ketua Tim Pemenangan Mahfud MD dan tokoh-tokoh lain. Tetapi selama beberapa hari terakhir ia mengaku sudah jarang melihat.

Di sisi lain, selama masa kampanye tercatat deklarasi dukungan kepada pasangan Koalisi Merah Putih ini mencapai 1.024 elemen organisasi massa (ormas). Pengurus deklarasi dukungan, Ardhy W mengatakan, dukungan perorangan dari para tokoh se-Indonesia bahkan mencapai enam sampai tujuh ribu orang.

Berbagai spanduk dukungan tampak penuh terpampang menghiasi sekitar Rumah Polonia. "Sejak masa kampanye berakhir sudah kami lepas semua," katanya.

Saat ini, pemandangan spanduk dukungan berganti dengan karangan bunga berisi ucapan selamat dari para pendukung. 'Selamat sukses atas kemenangan presiden dan wakil presiden 2014-2019 Prabowo-Hatta'. Begitu rata-rata isinya. Tak kurang dari 30 karangan bunga menghiasi halaman Rumah Polonia.

Pengirim karangan bunga itu berasal dari berbagai elemen massa. Nampak terlihat antara lain dari Dewan Pimpinan Pusat Front Pemuda Muslim Maluku (DPP FPMM), Umar Key, Asosiasi Tenaga Kerja Indonesia Raya (Astakira), Esa Agro, Sumatera Persada Energi, Sahabat Prabowo Papua Barat dan lain-lain.

Tim Pemenangan Pasangan Prabowo-Hatta, Ali Mochtar Ngabalin membantah jika Rumah Polonia disebut sepi akibat tim pemenangan jarang ke tempat deklarasi pasangan Prabowo-Hatta pada 19 Mei 2014 itu. Menurutnya, sejak pemungutan suara para pimpinan parpol yang tergabung dalam Koalisi Merah Putih sampai hari ini terus melakukan koordinasi di lapangan.

Para ketua umum parpol memang mobilitasnya sangat tinggi. Mereka harus datang ke sejumlah wilayah untuk terus melakukan pemantauan terhadap jalannya penghitungan suara. "Kita semua kompak dan terus koordinasi dan sering juga di sini (Rumah Polonia)," kata politikus Partai Golkar itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement