REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Badan Narkotika Nasional (BNN) Maluku segera membangun Unit Penerima Wajib Lapor ("One Stop Center") di kantornya, untuk menangani proses rehabilitasi korban-korban penyalahgunaan narkoba di Kota Ambon.
"Kami akan membangun Unit Penerima Wajib Lapor khusus di BNN Maluku dalam waktu dekat ini, karena kami baru mempunyai dua unit One Stop Center, yakni di Rumah Sakit Bhayangkara dan Rumah Sakit Umum Daerah di Desa Nania," kata Kepala BNN Maluku Benny Pattiasina di Ambon, Ahad (20/7).
Dikatakannya, Unit Penerima Wajib Lapor tersebut akan bertugas untuk menangani korban-korban penyalahgunaan narkoba di Kota Ambon, oleh karenanya unit tersebut akan dilengkapi dengan klinik pratama dan tenaga medis khusus yang bekerja untuk merehabilitasi pengguna narkoba.
"Tahun ini telah dicanangkan secara nasional oleh BNN sebagai tahun penyelamatan bagi pengguna narkoba, mereka tidak dipenjara melainkan direhabilitasi, masa rehabilitasi itu dianggap sebagai masa hukuman bagi mereka," katanya.
Dikatakannya lagi, pembangunan tambahan Unit Penerima Wajib Lapor tersebut merupakan salah satu upaya untuk Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan, Perdagangan Gelap Narkoba (P4GN) guna menurunkan prevalensi kasus penyalahgunaan narkoba di Maluku yang mencapai 1,9 persen dari total populasi penduduk sebanyak 1,8 juta jiwa.
"Estimasi kami prevalensi penyalahgunaan di Maluku akan meningkat menjadi 2,6 persen dari total populasi, tapi hasil survei pada 2013, tingkat prevalensi di Maluku hanya 1,9 persen, ini sangat baik karena menurunkan posisi daerah kita dari urutan ketiga secara nasional menjadi urutan ke-11," katanya.
Ditambahkannya, guna terus menurunkan tingkat prevalensi kasus penyalahgunaan di daerahnya, BNN Maluku akan bekerja optimal dengan gencar menggelar sosialisasi dan diseminasi informasi bahaya dan dampak buruk penyalahgunaan narkoba, juga pemeriksaan urin secara mendadak di berbagai lingkungan kerja dan lembaga pendidikan.
"Setiap bulannya akan ada tes urin yang kami lakukan secara mendadak di berbagai lingkungan kerja dan lembaga pendidikan, prosesnya sudah berjalan sejak dua bulan lalu, kami ingin mengecek sejauh mana optimalisasi P4GN yang kami lakukan selama ini," katanya.