REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Pemerintah memperketat pengawasan daging celeng atau babi hutan. Daging ini dijual sebagai campuran daging sapi atau dipalsukan sebagai oplosan. Pengawasan ini mengingat permintaan daging cukup tinggi hingga Lebaran 2014.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (Kementan) Syukur Iwantoro, Jumat (11/7), mengatakan pemerintah pusat mengetatkan pengawasan di daerah.
Badan Karantina Kementan melakukan pengecekan terhadap rekomendasi pengeluaran produk hewan yang dikeluarkan oleh provinsi daerah asal.
Pemerintah turun langsung ke lapangan mengambil contoh daging celeng yang diporkan masyarakat dan tim pengawas.
"Balai Mutu dan Sertifikasi Hewan diturunkan ke lapangan untuk melakukan pengawasan pada rantai produksi Pangan Asal Hewan/PAH pada tanggal 10-11 Juni 2014," kata Syukur dalam siaran pers yang diterima Republika.