Senin 07 Jul 2014 22:49 WIB

Saksi Hambalang Mengaku Kerap Diancam Nazaruddin

Rep: Gilang Akbar Prambadi/ Red: Mansyur Faqih
Mantan karyawan Permai Grup Clara Mauren memberikan kesaksian dalam sidang lanjutan dengan tersangka kasus dugaan korupsi proyek Sport Hambalang, Anas Urbaningrum di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Senin (7/7).
Foto: Aditya Pradana Putra/Republika
Mantan karyawan Permai Grup Clara Mauren memberikan kesaksian dalam sidang lanjutan dengan tersangka kasus dugaan korupsi proyek Sport Hambalang, Anas Urbaningrum di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Senin (7/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saksi Hambalang yang merupakan mantan petinggi di perusahaan Nazaruddin, Clara Mauren mengungkapkan sepak terjang eks-bendahara umum Partai Demokrat itu kepada para karyawannya selama ini. 

Clara berujar,selaku atasan Nazaruddin kerap mengancam anak buahnya untuk tidak buka mulut dan merugikan atasannya.

Tak segan-segan, kata Clara, Nazar yang sudah terjerat sejak 2011 silam dalam kasus Hambalang akan memotong gaji para karyawannya jika melawan. Nazar pun sukses melaksanakan startegi ini bertahun-tahun.

Clara menyebut, banyak rekan sesama pegawai di Permai Group yang namanya dicatut oleh Nazaruddin demi kepentingan pribadi.

"Kami takut yang mulia, kami takut karena Pak Nazar juga memegang BAP-BAP kami setelah bersaksi, kami diancam," ujar Clara sembari menangis di Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin (7/7).

Clara mengaku bingung dari mana atasannya itu bisa memegang BAP dia dan rekan-rekannya yang menjadi saksi Hambalang. Ia berujar, entah kepemilikan BAP itu benar atau tidak, namun secara psikis Clara merasa terintimidasi atas sikap dan pernyataan Nazaruddin.

Menurutnya, dengan perkataan itu seolah-olah Nazaruddin akan mengetahui jika para karyawannya tak berbohong ketika bersaksi di KPK. "Untuk menghindari (ancaman Nazar) ini kami pun suka diam-diam saja ketika dipanggil KPK, karena kami takut ancaman pak Nazar," ujar Clara.

Wanita berjilbab itu melanjutkan, Nazar kerap mengadakan pertemuan rutin untuk tetap mengontrol para karyawaannya agar terus berbohong. Meski tengah mendekam di penjara, namun Nazar masih bisa membuat sel tahanan sebagai lokasi rapat.

Dalam rapat itu, seluruh petinggi perusahaannya diminta untuk tetap berbohong dalam kasus Hambalang. Intinya, Nazar ingin selamat dari jeratan kasus Hambalang. Tapi sambil tetap menjerumuskan pihak lain untuk jadi korban, yaitu Anas Urbaningrum.

"Kami terus diminta berbohong, setiap akan memberikan kesaksian di KPK. Sebelumnya kami selalu dipanggil pak Nazar untuk diarahkan, sampai akhirnya kami suka diam-diam kalau dipanggil KPK," kata Clara.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement