REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengacara senior, OC Kaligis meluncurkan buku tentang Soeharto (Pak Harto), mantan Presiden RI kedua dilihat dari sisi lain yang terlupakan, di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan. "Buku itu disusun sejak pertengahan tahun 2011, jadi direncanakan sudah lama, tapi baru kali ini diterbitkan," kata OC Kaligis di Jakarta, Jumat kemarin.
Dia mengatakan buku tersebut merupakan pengalaman selama menjadi pengacara profesional mendampingi presiden yang memerintah selama 31 tahun itu. Bahkan dalam buku tersebut Kaligis memaparkan sebagai kuasa hukum dan akhirnya mengenal Pak Harto dan keluarga secara pribadi.
Dalam buku yang bertajuk "Pak Harto, Sisi-sisi Yang Terlupakan" dengan tebal 436 halaman, tertera juga pendapat orang dekat Pak Harto selama memimpin yakni Ismail Saleh, Djafar Assegaf, Moerdiono, Cosmas Batubara, Emil Salim, Haryono Suyono, Bob Hasan dan Sobiakto Tjakrawerdaya.
Selain itu, juga terdapat tulisan putri bungsu Pak Harto yakni Siti Hutami Endang Adiningsih dan mantan sekretaris pribadi Anton Tabah serta mantan Wapres Try Sutrisno.
Kaligis mengatakan sisi lain yang terlupakan dari Pak Harto adalah sikap sebagai pemimpin harus mendengarkan suara rakyat dan memperhatikan harga sembako karena merupakan kebutuhan utama. "Pak Harto itu ramah, sangat teliti, disiplin, menghargai hukum dan tidak melibatkan keluarga menyangkut masalah pekerjaan," katanya.
Ketika diperiksa oleh Kejaksaan Agung, katanya, bahwa Pak Harto melarang anak-anaknya untuk mendampingi ketika diperiksa penyidik malahan menyerahkan sepenuhnya kepada pengacara profesional. Pengacara Presiden ketiga RI, BJ habibie itu mengatakan peluncuran buku tersebut tidak ada muatan politik mendekati Pilres 2014 melainkan murni untuk menambah khasanah perpustakaan dan dunia pendidikan serta sejarah Indonesia.
Kaligis sudah menerbitkan sekitar 100 buku yang mayoritas bernuansa hukum dan 20 judul telah diterbitkan berbahasa Inggris. Dia mengatakan, Pak Harto memiliki filosofi hidup yaitu "Nglurug tanpa bala, sugih ora nyimpen" (menyerang tanpa pasukan, kaya tanpa menyimpan harta).
Mengutip Mantan Menteri Kehakiman Ismail Saleh bahwa sekarang ini, tidak hanya di desa-desa tapi juga di jalan di Jakarta bersileweran mobil bergambar Pak Harto yang sedang tersenyum sembari berkata : "Luwih Enak Jamanku toh"?.
Hal itu, kata Kaligis, tersimpan makna bahwa banyak warga yang masih merindukan sosok dan kepemimpinan Pak Harto karena salah satunya dengan kebijakan yang pro terhadap rakyat.
Sedangkan penanggungjawab pembuatan buku tersebut adalah Yenny Oktarina Misnan dan editor Donna Sita Indria.