REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Nilai-nilai budaya Jawa perlu dimasukkan dalam kurikulum pendidikan untuk pembentukan karakter siswa, kata peneliti Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta Kusno Effendi.
"Penanaman nilai budaya Jawa pada anak sangat penting, karena menjadi indikator keberhasilan pembentukan karakter," katanya saat memaparkan hasil penelitiannya di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Kamis.
Selain itu, kata dia, nilai budaya juga dapat menjadi sarana untuk mengisi pendidikan agama anak. Sebaliknya, ajaran-ajaran agama Islam juga dapat ditanamkan orang tua melalui nilai budaya Jawa sehingga dapat berkesinambungan.
"Ketika orang tidak tahu asal usul budayanya, maka hal itu merupakan tanda gagalnya pembentukan karakter," katanya.
Menurut dia, generasi muda Jawa saat ini mengalami kemunduran dalam "unggah-ungguh basa". Hal tersebut dapat mengindikasikan generasi muda tidak dapat mewarisi budaya tersebut.
"Padahal, hal tersebut merupakan salah satu aset budaya bangsa yang sangat penting untuk dilestarikan," katanya.
Ia mengatakan bahasa Jawa mempunyai keunikan terutama memiliki tingkatan-tingkatan atau "unggah-ungguh basa" bagi pemakai dan penggunanya dengan memperhatikan umur, jabatan, pangkat, dan keturunan.
Bahasa merupakan pengetahuan abstrak yang dimiliki manusia pada semua budaya, dan digunakan sebagai alat komunikasi yang santun.
"Sebaliknya, bahasa juga dapat menjadi salah satu indikator rusaknya masyarakat. Indikator itu adalah keadaan masyarakat yang sudah tidak beretika dalam berbahasa," katanya.