REPUBLIKA.CO.ID, MAMUJU -- Ketua DPD Partai Golkar Sulawesi Barat, Anwar Adnan Saleh menyatakan, masih menjabat sebagai ketua partai berlambang pohon beringin.
"Sejumalah media massa baik lokal mau pun nasional telah memberitakan terkait isu pemecatan saya dari ketua Golkar Sulbar karena dianggap telah ikut mendukung pasangan nomor urut dua, Joko Widodo-Jusuf Kalla. Makanya, hari ini saya sampaikan bahwa tidak ada pemecatan seperti yang dikabarkan sebelumnya," kata Anwar di Mamuju, Rabu (25/6).
Ia menyatakan, sudah menghadap ke DPP Golkar di Jakarta terkait beredaranya isu pemecatan dari jabatan dalam organisasi partai politik.
Isu itu dikatakan karena adanya desakan dari oknum tertentu di internal Golkar yang tidak ingin ia berlama-lama menjabat sebagai ketua Golkar Sulbar.
"Isu ini ada karena adanya desakan memang dari sejumlah oknum di internal Partai. Makanya saya langsung melakukan klarifikasi kepada Ketua Umum DPP Golkar Aburizal Bakrie (Ical)," kata Anwar.
Setelah bertemu dengan Ical, katanya, maka persoalan kisruh pemecatan dianggapnya tidak benar,
"Pak ARB (Ical) mendapatkan informasi bahwa saya mendukung pasangan capres yang tidak didukung Golkar. Ini dilakukan oleh oknum tertentu. Makanya, pak ARB berjanji akan mencabut surat pemecatan itu dalam tempo tiga hari ke depan jika memang ada," jelasnya.
Jika surat pemecatan tidak dicabut, kata Anwar, maka ia akan melakukan perlawanan ke DPP.
"Selama ini saya telah memenangkan Golkar dalam momen pilkada di Sulbar. Selaku kader Golkar yang telah mengabdi selama 43 tahun, tentu banyak memahami tentang mekanisme pemberhentian dari keanggotaan partai. Pemberhentian itu bisa dilakukan dengan tetap merujuk pada AD/ART. Mekanisme itu tidak pernah saya lalui dan tiba-tiba harus dipecat dari Golkar," urai gubernur dua periode itu.