Rabu 25 Jun 2014 12:22 WIB

Keluarga Korban Orang Hilang Belum Tentukan Pilihan Capres

Prabowo dan Jokowi bersalaman sebelum memulai debat capres sesi ketiga di Jakarta, Ahad (22/6) malam WIB.
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Prabowo dan Jokowi bersalaman sebelum memulai debat capres sesi ketiga di Jakarta, Ahad (22/6) malam WIB.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ikatan Keluarga Orang Hilang Indonesia (IKOHI) belum menentukan sikap untuk mendukung salah satu calon presiden (Capres). Mereka baru akan membahas soal capres pada konsolidasi nasional pencarian korban penculikan mulai 24-26 Juni 2014.

 

"Pada pertemuan tiga hari ini kita akan diskusikan untuk mengambil sikap dan merespon Pemilihan Presiden pada 9 Juli 2014," kata Ketua IKOHI Mugiyanto di Jakarta, kemarin.

 

Mugiyanto mengatakan rangkaian acara konsolidasi nasional menghadirkan para korban pelanggaran hak asasi manusia (HAM) antara lain keluarga korban penculikan aktivis 1997-1998, peristiwa 1965, tragedi Tanjung Priok dan Lampung.

 

Mugiyanto menyatakan acara konsolidasi nasional selama tiga hari akan merespon situasi politik terkait dengan Pilpres 2014.

 

"Artinya merespon Pilpres terkait hubungannya dengan kasus penculikan aktivis dan pelanggaran HAM," ujar Mugiyanto.

 

Mugiyanto yang menjadi korban selamat penculikan aktivis 1997-1998 itu, menjelaskan para keluarga korban pelanggaran HAM yang hadir akan memberikan testimoni dan pandangan terhadap calon presiden.

 

Para keluarga maupun korban pelanggaran HAM juga akan menyampaikan harapan terhadap pasangan calon presiden - calon wakil presiden (capres - cawapres).

 

Usai pelaksanaan diskusi, Mugiyanto menambahkan IKOHI akan menyampaikan pernyataan sikap secara organisasi apakah mendukung salah satu capres atau tidak.

 

Namun selama ini Mugiyanto menegaskan para korban maupun aktivis IKOHI secara personal menolak capres yang diduga melanggar HAM atau penculikan.

 

"(Rabu) besok sore kita akan sampaikan secara organisasi IKOHI akan menyampaikan sikap pada Pilpres 2014," ujar Mugiyanto.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement