Selasa 24 Jun 2014 21:30 WIB

Rugikan Petani, Jokowi-JK Tak Setuju Rokok Bergambar Seram

Rep: Andi Mohammad Ikhbal/ Red: Esthi Maharani
Petugas supermarket menunjukan sejumlah rokok yang sudah dilengkapi peringatan bergambar akan bahaya merokok di Jakarta, Senin (23/6).
Foto: Republika/Prayogi
Petugas supermarket menunjukan sejumlah rokok yang sudah dilengkapi peringatan bergambar akan bahaya merokok di Jakarta, Senin (23/6).

REPUBLIKA.CO.ID, BATAM – Pasangan calon Jokowi-JK tak setuju bila bungkus rokok mendapatkan label gambar menakutkan dampak menghisap gulungan tembakau tersebut. Kondisi itu akan merugikan petani karena penjualan pasar diprediksi turun signifikan.

Juru Bicara Tim Pemenangan Jokowi-JK, Abdul Kadir Karding mengatakan, RUU Tembakau sendiri sampai sekarang masih dalam proses pembahasan. Pemerintah seharusnya tidak mengambil sikap dengan menambahkan gambar pada kemasan rokok.

“Kasihan para petani tembakau, ada puluhan juta orang yang menggantungkan hidupnya pada komoditas serta usaha rokok. Kalau sampai label gambar ini menurunkan penjualan, bagaimana?” kata Karding kepada Republika di Batam, Selasa (24/6).

Menurut dia, nasib para petani dan pelaku usaha pertembakauan belum sejahtera. Padahal, kualitas dalam negeri lebih baik ketimbang produk luar, namun sayangnya impor tembakau justru lebih besar sehingga menguasai sebagian besar pasar di Indonesia.

“Rokok putih masuk dan menekan produksi lokal kita. Itu saja sudah memberatkan mereka, gimana kalau nantinya ada gambar di kemasan rokok,” ujar dia.

Kalau persoalannya adalah masalah kesehatan dan upaya untuk mencegah orang mengkonsumsi rokok secara berlebihan, kata Karding, Pemerintah dan DPR bisa sama-sama merumuskan kebijakan yang mengatur pembatasan tersebut.

Upaya ini sama saja menekan produksi tembakau lokal. Kalau memang Pemerintah ingin melarang itu, maka perlu pengadaan tanaman subtitusi yang memiliki produktifitas sama dengan tembakau untuk alternatif masyarakat petani atau pelaku usaha di bidang rokok.

“Kalau Jokowi-JK menang, kami akan tingkatkan produksi tembakau petani lokal, dan naikan cukai agar impor juga tidak sembarangan masuk,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement