REPUBLIKA.CO.ID, BANDARLAMPUNG -- Sejumlah pedagang makanan dan warung nasi di Bandarlampung mengeluhkan kenaikan sejumlah bahan pokok yang terjadi menjelang bulan Ramadhan 1435 Hijriah.
Atik salah seorang pedagang makanan dan warung nasi di Telukbetung Utara Bandarlampung, Jumat, mengatakan kenaikan harga bahan pokok yang bersifat musiman tersebut menurunkan keuntungannya yang selama ini sudah menipis.
"Saya tidak bisa menaikkan harga makanan yang saya jual, karena kalau dinaikkan nanti pembelinya lari," kata dia.
Sejumlah kenaikan yang dikeluhkannya diantaranya kenaikan harga telur yang dianggapnya cukup signifikan hingga mencapai Rp 20 ribu per kilogram. Selain itu ayam potong yang per ekornya saat ini mencapai Rp 25 ribuan.
Hal yang sama juga dikeluhkan pedagang makanan lainnya, yang berdagang di kawasan Panjang, Bandalampung, Suryani. Dia berharap, pemerintah bisa mengatasi lonjakan harga tersebut agar tidak membumbung semakin tinggi.
"Seharusnya hal seperti ini bisa diantisipasi, kan terjadinya setiap tahun," kata pedagang yang sudah sepuluh tahun lebih berdagang soto ayam di Panjang tersebut.
Selain telur dan ayam, kenaikan harga juga terjadi pada bawang merah dan bawang putih, yang saat ini nyaris mencapai 40 persen dari dua pekan sebelumnya.
Berdasarkan pantauan di sejumlah pasar tradisional pada awal pekan lalu, harga bawang merah di Pasar SMEP Bandarlampung untuk kualitas biasa menyentuh Rp 18 ribu/kg, sedangkan super mencapai Rp 20 ribu/kg.
Sepekan sebelumnya, harga bawang merah di pasar tersebut masih berkisah sekitar Rp 14 ribu/kg.
Selain karena menjelang bulan puasa, hambatan distribusi akibat cuaca buruk diduga menjadi pemicu kenaikan harga sejumlah sayuran dan bahan pokok tersebut.