REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pimpinan grup musik Kyai Kanjeng, Emha Ainun Nadjib (Cak Nun), mengajak bangsa Indonesia untuk merenung. Bangsa ini, kata budayawan asal Yogyakarta ini, senang menghancurkan diri sendiri.
"Orang Indonesia itu senang menghancurkan diri sendiri. Lihat saja musik dangdut yang mengalami degradasi dan kemunduran pesat," tutur Cak Nun, saat mengisi acara penutupan Dies Natalis ke-50 Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Senin (16/6). Acara ini bertema: "Bersinergi Mewujudkan Pendidikan Unggul dan Berkeadilan dalam Kebhinekaan".
Dulu, menurut dia, musik dangdut sangat menekankan lirik lagu, irama musik, dan vokalisnya. Tapi sekarang, dangdut hanya tinggal jogednya, tidak lagi memperhatikan keindahan lirik lagu dan iramanya.
Saat ini, ujar Cak Nun, yang menjadi pusat perhatian dari dangdut adalah aksi joged di panggung dan kecantikan atau ketampanan fisik vokalisnya. ''Akibatnya, industri dangdut di Indonesia semakin hancur, banyak yang beralih profesi dari bidang musik dan irama dangdut," sesalnya.
Seharusnya, papar suami Novia Kolopaking itu, kesenian musik dangdut merupakan kekayaan seni yang luar biasa bagi rakyat Indonesia. Namun, akibat tabiat buruk, kesenian dangdut semakin hancur saat ini.