REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Dinas Pertanian Sumatera Utara terus tangani gangguan orgasme pengganggu tanaman atau OPT pada 731,53 hektare tanaman jagung di daerah itu.
"Hasil analisa ada seluas 731,53 hektare tanaman jagung yang diserang OPT mulai penggerek batang hingga ulat grayak dan dewasa ini sedang ditangani," kata Pokja Pangan UPT Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Sumut, Bukhari, di Medan, Ahad.
Tanaman yang diserang OPT itu antara lain dampak anomali cuaca dan akibat pola tanaman yang tidak serentak.
Hasil analisa, serangan terbesar oleh tikus seluas 228,59 hektare, disusul penggerek batang 171,28 hektare dan penyakit bulai 120,21 hektare.
Sisanya diserang ulat grayak 88,73 hektare, penggerek tungkul 64,71 hektare dan lalat buah 58.01 hektare.
"Mudah-mudahan dengan langsung ditangani, serangan tidak meluas sehingga produksi jagung petani tidak terganggu signifikan,"katanya.
Selain oleh petugas terkait Distan Sumut, penanganan juga diinstruksikan juga harus dilakukan dinas terkait di kabupaten/kota.
Kepala Sub Bagian (Kasubag) Program Distan, Lusyantini mengakui, perubahan iklim atau cuacayang terjadi sejak tahun lalu mengganggu peningkatan produksi tanaman pangan dan hortikultura hingga triwulan I tahun ini.
Produksi jagung Sumut pada triwulan I 2014 turun 7,27 persen atau dari triwulan I 2013 sebanyak 377.541 ton menjadi tinggal 350.100 ton.
Selain dampak anomali cuaca, penurunan produksi juga akibat bencana erupsi Sinabung sejak tahun lalu.
Penurunan produksi karena luas tanam turun 38,08 persen menjadi 39,872 hektare dari 64, 395 hektare di periode sama tahun lalu.
Selain di Karo, kerusakan tanaman jagung juga terjadi di Dairi dan Langkat.
"Pemerintah sedang berupaya menangani kerusakan dan terjadinya gangguan OPT pada tanaman jagung di Sumut,"katanya.
Penanganan mulai dari pemberian bantuan pestisida hingga bibit baru untuk penanaman ulang.