Rabu 11 Jun 2014 13:15 WIB

Krisis Thailand Tak Pengaruhi Ekspor Sulut

Kinerja ekspor Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) ke Singapura mengalami peningkatan 154 persen tahun 2013 dibandingkan tahun sebelumnya.
Foto: Antara
Kinerja ekspor Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) ke Singapura mengalami peningkatan 154 persen tahun 2013 dibandingkan tahun sebelumnya.

REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara T Hasudungan Siregar mengatakan krisis di Thailand tidak mempengaruhi ekspor daerah ini.

"Permintaan dari negara Thailand akan komoditi ikan hias asal Sulut sangat tinggi, hal ini ditandai dengan pengiriman hampis setiap minggu," kata Hasudungan, di Manado, Rabu (11/6).

Ekspor ikan hias ke Thailand sepanjang bulan Mei 2014 sebanyak 60 kilogram dengan total nilai 1.600 dolar Amerika Serikat. Disebutkan pula bahwa komoditas paling banyak diekspor Sulut, yakni produk perikanan dan pangan komoditi lainnya sehingga sangat dibutuhkan semua negara.

"Untungnya komoditas ekspor Sulut merupakan produk pangan sehingga mau tidak mau harus dibeli. Jadi, kerusuhan di Thailand itu tidak mengganggu ekspor," katanya.

Pihaknya sudah menanyakan kepada eksportir, ternyata permintaan ekspor tetap tinggi karena produk yang dijual Sulut sangat dibutuhkan di Thailand, katanya.

Dalam beberapa bulan terakhir ini kerusuhan terjadi di Thailand akibat aksi para demonstran turun ke jalan dan terlibat bentrokan dengan aparat kepolisian setempat.

Pemerintah, akan terus memfasilitasi para eksportir akan mendapatkan pasar baru untuk memasarkan produk unggulan Sulut. Tujuan ekspor Sulut selain berbagai negara di Asia, Uni Eropa juga di Amerika dan Afrika.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement