REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) telah mendistribusikan masker untuk melindungi warga dari abu vulkanik pascaerupsi, Gunung Sangeangapi di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat.
"Distribusi masker telah dilakukan dengan jumlah terbatas, persediaan masker di apotik dan toko-toko juga terbatas," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) BNPB Sutopo Purwo Nugroho melalui pesan singkat di Jakarta, Sabtu (31/5). Untuk itu, kata Sutopo, BPBD Sumba Timur telah mengajukan bantuan kepada BNPB.
Sementara itu. laporan yang masuk ke BNPB menyebutkan bahwa sebagian abu erupsi Gunung Sangeangapi sampai ke Kabupaten Manggarai Barat, Manggarai dan Sumba Timur di NTT. Sebagian abu vulkanik, kata dia, juga ada yang jatuh ke laut.
Sutopo menjelaskan bahwa laporan yang masuk ke BNPB menyebutkan bahwa Kabupaten Sumba Timur mengalami hujan debu pada Jumat (30/5) malam. "Hingga Sabtu ini, sisa-sisa abu vulkanik masih terasa di wilayah tersebut," tuturnya.
Sementara itu, Gunung Sangeangapi di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, meletus pada Jumat (30/5) pukul 15.55 WITA.
Terkait dengan letusan tersebut, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi telah menaikkan status dari Waspada (level II) menjadi Siaga (level III) terhitung mulai Jumat pukul 16.00 WITA. Dia mengatakan Pulau Sangeangapi bukan merupakan wilayah pemukiman permanen.
"Penduduk Sangeang daratan memiliki kebun di pulau tersebut, sehingga saat terjadi letusan penduduk yang sedang berada di kebun melakukan evakuasi dibantu oleh BPBD Bima bersama SAR, TNI, dan Polri dari Pulau Sangeang menggunakan kapal," ujarnya. Dia mengatakan saat ini warga telah dievakuasi ke Sangeang darat.