REPUBLIKA.CO.ID, PENJARINGAN -- Warga Kelurahan Penjaringan di tiga RW dengan 588 Kepala Keluarga (KK) sudah setuju bila rumah dan pemukiman mereka akan diubah menjadi kampung deret sesuai program Pemprov DKI Jakarta.
Suranta, Kepala Lurah Penjaringan mengatakan, pihaknya bersama konsultan dari Dinas Perumahan dan Gedung Pemprov DKI Jakarta sudah selesai mensurvey warga yang ingin mengikuti program tersebut.
"Sudah sejak April lalu kami melakukan pendataan, ujarnya Rabu (28/5)
Saat ini, terang Suranta, para warga Penjaringan mengku sudah tidak sabar menunggu pelaksanaan pembangunan dilakukan. Sebab, menurutnya, wilayah dan rumah mereka yang tadinya kumuh dan kotor akan menjadi tempat hunian yang lebih layak dan teratur.
Data yang sudah dikumpulkan, jelas Suranta, telah diserahkan kepada Suku Dinas (Sudin) Perumahan dan Gedung Pemerintah Kota Jakarta Utara. Pihaknya berharap agar pelaksanaan pembangunan kampung deret dapat segera direaliasikan.
Suranta mengatakan, program kampung deret ini merupakan upaya pemerintah untuk memperkenalkan hunian sehat kepada masyarakat. Selain itu, Pemprov DKI Jakarta juga ingin mengubah imej Kota Jakarta dari anggapan sebagai kota kumuh menjadi kota yang rapi dan teratur.
Achmadi, Ketua RW 07 menambahkan, program kampung deret mendapatkan ekspektasi yang tinggi dari warganya. Hal tersebut terlihat dari banyaknya warga yang mengajukan diri dan mendaftar untuk ikut dalam program tersebut.
Berkiatan dengan program ini, Kepala Sudin Perumahan dan Gedung Pemerintah Kota Jakarta Utara, Ali Patta mengatakan, program kampung deret yang pada awalnya tidak begitu direspon warga kini mendapat respon yang sangat positif.
Hal ini, menurutnya, terjadi karena warga telah melihat hasil pembangunan kampung deret di wilayah lain seperti Cilincing dan Tugu Utara yang telah berubah menjadi lebih rapi dan teratur.
"Tapi tidak semua bisa langsung dapat, kita kan seleksi dulu. Harus sesuai ketentuan dan persyaratan yang sudah disepakati," ujarnya.