Kamis 06 Apr 2017 21:21 WIB

Ahok: Bedah Rumah Evolusi Kampung Deret Ala Jokowi

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: M.Iqbal
Blusukan di Gandaria Selatan,  Calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut dua, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sempat berhenti sejenak di depan spanduk  yang memaparkan perbedaan Kartu Jakarta Pintar (KJP) dan program milik pesaingnya, KJP Plus, Selasa (5/4).
Foto: Republika/Dian Fath Risalah
Blusukan di Gandaria Selatan, Calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut dua, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sempat berhenti sejenak di depan spanduk yang memaparkan perbedaan Kartu Jakarta Pintar (KJP) dan program milik pesaingnya, KJP Plus, Selasa (5/4).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut dua, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengungkapkan program bedah rumah pasukan merah adalah evolusi dari program kampung deret yang dijalankan Gubernur DKI sebelumnya Joko Widodo. Program kampung deret sempat dicoba saat Presiden itu masih berada di DKI.

Namun ternyata banyak mengalami kendala. Di mana saat proses lelang pembangunan kesulitan pada saat pengadaan bahan bangunan. "Sebenernya dari kemarin kita sudah uji coba. Kita kerja sama dengan beberapa orang yang kita mau beli barang-barangnya," kata Ahok di Jalan H. Syaip, Gandaria Selatan, Jakarta Selatan, Rabu (5/4). 

Sehingga, sulitnya mengembangkan kampung deret, mantan Bupati Belitung Timur itu sempat ingin memberikan bantuan dana. Namun, khawatir penggunaan dana tersebut belum tentu tepat sasaran dalam melakukan pembenahan rumah.

Akhirnya Ahok mencetuskan program bedah rumah. "Makanya kita tempuh gimana kalau bedah rumah. Itu juga masalah limpahkan duit ke orang, servisnya kaya apa? Pasti masalah juga. Kasih barang? Orang gak mampu dia ga bisa kerjain, ga ada tukang," ujarnya.  

Untuk mendukung program bedah rumah, Ahok juga membuat pasukan khusus yang memiliki tugas utama melakukan pembenahan hunian warga tidak mampu. Pasukan yang dinamakan pasukan merah itu juga bertugas melakukan perawatan terhadap rumah susun sewa sederhana (rusunawa) milik Pemprov DKI Jakarta.

 "Kita minta latih dulu orang kita. Ini juga dalam rangka penghematan maintenance rumah susun sama gedung-gedung kita. Jadi kalau kita lihat swasta, punya gedung semua, kalau ada perbaikan rumah pakai pemborong atau kerjain sendiri? Kerja sendiri. Kalau sudah punya gedung begitu banyak, sama seperti truk sampah kan, dulu kan pakai orang lain tidak bersih. Sekarang maintenance kita kadang kecewa juga," tuturnya.

Sebelumnya, Plt Gubernur DKI Jakarta Sumarsono menjelaskan program perumahan ini lebih fokus pada kampung-kampung kumuh. Salah satu caranya adalah dengan bedah rumah. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement