REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Investor asal Singapura dan Malaysia mendominasi investasi asing di Sumatra Utara meski pengusaha asal Republik Rakyat Tiongkok gencar melirik peluang bisnis di daerah itu, kata Kepala Badan Penanaman Modal dan Investasi Sumut Purnama Dewi.
Dari total realisasi penanaman modal asing (PMA) pada triwulan I 2014 yang sebesar Rp1,286 triliun, investasi Singapura mencapai 47 persen dan Malaysia 20 persen. Sisanya antara lain dari Thailand, Taiwan, Korea Selatan, Hongkong, Inggris dan beberapa negara lain, kata Purnama Dewi di Medan, Selasa.
"Meski Singapura dan Malaysia masih mendominasi tetapi pengusaha asal negara lain khususnya asal Republik Rakyat Tiongkok (RRT) semakin gencar melirik peluang bisnis di Sumut,"kata Purnama..
Pengusaha RRT itu tertarik investasi di industri dan jasa seperti jalan tol dan energi.
"Pemprov Sumut terus berupaya menarik minat investor berinvestasi," katanya.
Tidak hanya untuk asing, investasi diharapkan dari pengusaha dalam negeri atau Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yang masih relatif kecil dibandingkan nilai investasi PMA.
Realisasi PMDN di triwulan I masih Rp559 miliar atau mendekati 50 persen dari nilai investasi PMA.
Menurut Sekretaris Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sumut Laksamana Adiyaksa pengusaha Sumut dewasa ini masih cenderung melakukan perluasan investasi dibandingkan penanaman modal baru karena perizinannya lebih mudah.
Dia juga mengakui pengusaha masih cenderung berinvestasi di sektor jasa karena pasarnya dinilai menjanjikan.
"Pengusaha diminta terus memberikan berbagai kemudahan agar PMDN bisa mengejar investasi PMA yang cenderung selalu lebih besar," katanya.