Sabtu 24 May 2014 20:28 WIB

Pengamat Politik UI Bela Jokowi Soal Korupsi Transjakarta

Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Perserikatan Mahasiswa Jakarta Sejahtera (Primajasa) melakukan aksi menggunkan topeng Gubernur DKI Joko Widodo dan dan mantan Kepala Dinas Perhubungan DKI Udar Pristono di depan Kantor Kejaksaan Agung RI, Jakarta Sel
Foto: Rakhmawaty La'lang/Republika
Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Perserikatan Mahasiswa Jakarta Sejahtera (Primajasa) melakukan aksi menggunkan topeng Gubernur DKI Joko Widodo dan dan mantan Kepala Dinas Perhubungan DKI Udar Pristono di depan Kantor Kejaksaan Agung RI, Jakarta Sel

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik Universitas Indonesia, Arbi Sanit mengatakan, ada upaya keras dari lawan politik untuk menjatuhkan nama baik Joko Widodo (Jokowi) yang maju dalam pilpres 2014. Antara lain, melalui kasus dugaan korupsi pengadaan bus Transjakarta.

"Ada permainan politik di balik pembentukan opini bahwa Jokowi terlibat kasus tersebut. Jadi saat ini ada upaya menyerang Jokowi dengan kampanye hitam," kata Arbi di Jakarta, Sabtu (24/5).

Arbi mengatakan, upaya itu terbukti setelah Jaksa Agung Basrief Arief menegaskan, Jokowi tidak terlibat dalam kasus korupsi bus Transjakarta.

Ia pun mengapresiasi pernyataan Basrief yang tegas menyatakan Jokowi tak terlibat kasus itu.

Selama ini, kata dia, segelintir orang berupaya menyeret Jokowi dalam kasus korupsi bus Transjakarta. Antara lain melalui mantan kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Udar Pristono yang kini menjadi tersangka dalam kasus korupsi pengadaan bus Transjakarta.

Ia menilai Udar sengaja menyeret nama Jokowi karena memang ingin mengorbankan mantan bosnya yang sedang maju dalam pilpres itu.

Udar telah dimanfaatkan juga oleh lawan politik Jokowi. "Saya melihatnya lebih mengarah ke sana. Ini terjadi karena pertarungan menjelang pemilu presiden semakin keras," kata Arbi.

Arbi minta kepada lawan politik Jokowi untuk berhenti melancarkan kampanye hitam. Termasuk melalui kasus korupsi bus Transjakarta.

"Persaingan politik dalam merebut kemenangan pemilu presiden harus diraih dengan cara yang sehat dan bermartabat," ujarnya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement