Sabtu 10 May 2014 21:45 WIB

Kesaksian Boediono Dinilai Jadi Momentum Bongkar Century

Rep: Mohammad Akbar/ Red: Fernan Rahadi
Wakil Presiden Boediono beristirahat sejenak disela sela memberi kesaksiannya dalam sidang kasus dugaan korupsi Bank Century dengan terdakwa Budi Mulya di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Jumat (9/5).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Wakil Presiden Boediono beristirahat sejenak disela sela memberi kesaksiannya dalam sidang kasus dugaan korupsi Bank Century dengan terdakwa Budi Mulya di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Jumat (9/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kehadiran Wakil Presiden Boediono di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) pada Jumat (9/5) sebagai saks  dinilai bisa menjadi momentum penting bagi penuntasan kasus Bank Century. Boediono hadir dengan kapasitasnya sebagai Mantan Gubernur Bank Indonesia dalam sidang mantan Deputi Bidang IV Pengelolaan Devisa Bank Indonesia, Budi Mulya.

Keterangan Boediono dalam persidangan dikritisi oleh Inisiator Pansus Bank Century, Akbar Faisal. Menurutnya, Boediono tidak memberikan jawaban yang gamblang dalam kesaksiannya. “Saya juga menyesalkan Jaksa Penuntut Umum yang tidak memberikan pernyataan yang mendalam, sehingga jawaban yang diberikan oleh saksi pun tidak rinci,” ucap Akbar.

Ketua DPP Nasdem bidang Politik dan Pemerintahan ini juga menyesalkan banyaknya bagian yang tampaknya dicoba dikaburkan dalam pernyataan Boediono dalam persidangan. “Salah satunya, hitung-hitungan soal dampak sistemik yang dipaparkan oleh Direktur Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan Bank Indonesia, Halim Alamsyah di Rapat Dewan Gubernur (RDG),” tutur Akbar.

Akbar yang juga hadir dalam persidangan, awalnya berharap bahwa Boediono memberi kejelasan bagi kasus yang sempat mangkrak ini. “Saya pesimis akan ada fakta-fakta yang baru dalam persidangan ini. Awalnya saya berharap Boediono akan memanfaatkan momentum ini untuk memberi kejelasan. Kita ingin tahu semua ujungnya,” ungkap Akbar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement