Kamis 01 May 2014 06:20 WIB

LIPI: Penelitian di Gunung Padang Harus Dibarengi Pemugaran

  Seorang peneliti berjalan mengamati bongkahan batu di Situs Megalitikum Gunung Padang, di daerah Cianjur, Kamis (5/12). (Republika/Edi Yusuf)
Seorang peneliti berjalan mengamati bongkahan batu di Situs Megalitikum Gunung Padang, di daerah Cianjur, Kamis (5/12). (Republika/Edi Yusuf)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penelitian situs Gunung Padang di wilayah Cianjur, Jabar, tidak dapat berlanjut jika pemugaran tidak berjalan, dan karena itu keduanya harus dilakukan berbarengan.

"Karena selanjutnya eskavasi harus intensif, komprehensif dan itu harus dibarengkan dengan pemugaran atau prapemugaran. Kalau tidak penelitian bisa berhenti," kata peneliti geologi dari Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Danny Hilman Natawidjaya usai diskusi CIDES Pemugaran Gunung Padang untuk Masa Depan Indonesia di Jakarta, Rabu.

Karena menurut dia, jika penelitian tidak dibarengi pemugaran bisa merusak situs. Dengan pemugaran dibarengkan dengan penelitian tentu persiapannya akan lebih baik, dan segala sesuatunya diarahkan untuk restorasi sehingga tidak merusak situs.

Selain itu, katanya, pemugaran pun dapat dilakukan dengan hasil lebih baik jika sudah diketahui dalam situs atau di bawah situs.

Ketua Tim Terpadu Riset Mandiri Situs Gunung Padang Ali Akbar mengatakan penelitian dilakukan dengan pemugaran tidak akan mendatangkan masalah karena hampir semua candi hal itu dilakukan.

"Di semua candi itu yang terjadi. Candi kecil saja dipugar, apalagi besar seperti ini," ujar dia.

Ia menyarankan penelitian berjalan bersamaan dengan pemugaran karena jika harus menunggu penelitian situs yang berada di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, tersebut tentu akan lama.

Saat ditanya berapa dana yang dibutuhkan untuk memugar situs, ia tidak dapat memperkirakannya. Namun dana yang dikeluarkan akan jauh lebih besar dari dana pemugaran Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah, yang mencapai 25 juta dolar AS.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement